Jokowi Mantu, Fahri: Tolong Masalah Angeline Dianggap Serius

Kamis, 11 Juni 2015 | 14:43 WIB
Jokowi Mantu, Fahri: Tolong Masalah Angeline Dianggap Serius
Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah menyadari saat ini sistem perlindungan terhadap anak masih lemah. Itu sebabnya, peristiwa tragis seperti yang dialami anak tiri bernama Angeline (8) di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, bisa terjadi.

"Kita sadar di Indonesia sistem perlindungan anak lemah sekali. Padahal, bahaya anak nampak kasat mata. Mulai dari yang kasat mata sampai masalah adopsi dan isu-isu yang muncul, seperti yang terjadi pada Angeline, dan tidak terdata dalam UU. Saya kira Indonesia sudah harus memikirkan sistem anak yang komprehensif," kata Fahri di DPR, Kamis (11/6/2015).

Menurut Fahri atas pertimbangan itu perlu ada beberapa tahapan supaya regulasi perlindungan anak bisa lebih baik di masa yang akan datang. Sebab, kata Fahri, anak sebagai generasi masa depan harus dijaga.

"Ini harus dianggap serius, di tengah kita menyaksikan pernikahan anak Presiden Jokowi dalam rangka melahirkan generasi masa depan, tolong masalah anak ini (Angeline) dianggap serius," kata Fahri.

Fahri siap menjadi fasilitator untuk membuat regulasi perlindungan anak menjadi lebih komprehensif. Regulasi nantinya harus ada perubahan sehingga lebih protektif.

Pertama, harus ada regulasi yang kompreshensif dalam menjaga fase-fase anak yang maksimal dan wajar. Kedua, institusi penegakan hukum harus diperkuat. Sebab, menurutnya, saat ini, institusi terkait tidak punya gigi untuk menegaskan bahwa tindakan pengabaian terhadap keselamatan atau kerugian kepada anak, harus dihukum dan ditangani serius.

Ketiga, membuat edukasi bagaimana agar bangsa memperioritaskan dan memuliakan anak, supaya generasi masa depan terjamin. Menurutnya, kalau tidak diproteksi dari sekarang, bisa-bisa Indonesia hilang karena generasinya hilang.

"Hal-hal ini jangan hanya pilihan keluarga saja, tapi negara harus punya perhatian. Karena ada pengrusakan yang sangat masif terhadap anak-anak kita," ujarnya.

Di sisi lain, Fahri juga menceritakan soal upayanya dalam memproteksi keluarganya sendiri. Fahri mengatakan anaknya tidak diperbolehkan menonton televisi dan tidak diberikan telepon genggam jenis smartphone.

"Sudah lama anak saya tidak boleh nonton TV. Saya takut banyak sekali ada yang bocor-bocor yang saya takut berpotensi tidak melindungi anak. Anak saya tidak pake gadget, yang SMA baru saya kasih HP yang untuk telepon dan SMS, bukan smartphone. Saya khawatir kasih smartphone, phone-nya tambah smart anaknya tambah bodoh," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI