Suara.com - Paus Fransiskus menerima kunjungan Presiden Rusia, Vladimiri Putin, pada Rabu (10/6/2015). Dalam pertemuan itu Frasnsiskus meminta agar Rusia mengerahkan "upaya yang tulus dan sunguh-sunguh" untuk menegakkan perdamaian di Ukraina.
Kedua pemimpin itu bertemu selama 50 menit dan sepakat untuk menciptakan iklim dialog di Ukraina. Kedua pemimpin juga sepakat untuk menerapkan kesepakatan damai yang dirancang untuk mengakhiri pertikaian antara Pemerintah Ukraina dengan pemberontak yang didukung oleh Rusia.
Pertemuan itu dinilai menunjukkan bahwa Fransiskus menggunakan perannya untuk tujuan-tujuan diplomatik. Sebelumnya ia dipuji karena pada tahun lalu berhasil menjadi penengah dalam proses damai antara Amerika Serikat dengan Kuba, yang bermusuhan selama lebih dari setengah abad.
Putin, yang dikritik oleh para pemimpin G7 karena mencaplok wilayah Crimea dari Ukraina tahun lalu, disambut dengan peneriman formal oleh Vatikan. Tetapi uniknya dalam saat mengundang Putin masuk ke ruang studinya, Fransiskus terlihat lebih tegang, padahal dia biasanya terlihat riang saat menyambut pemimpin dunia lainnya.
Fransiskus, yang lahir di Argentina, juga menggunakan bahasa Jerman "willkommen" (yang artinya selamat datang) saat menyambut Putin. Keduanya hanya terdiam, tak banyak bicara, sampai para jurnalis keluar dari ruang studi itu.
Pernyataan resmi Vatikan setelah pertemuan kemarin itu juga menunjukkan bahwa Fransiskus bersikap tegas saat berbicara dengan Putin. Kata "cordial" yang berarti ramah, yang hampir selalu muncul di dokumen resmi Vatikan terkait pertemuan dengan kepala negara lain, tak muncul dalam pernyataan itu.
Sebelumnya pada Rabu pagi Duta Besar AS untuk Vatikan, Ken Hackett, mendesak Vatikan untuk mengeritik keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina.
"Terlihat bahwa Rusia mendukung para pemberontak dan bahwa ada pasukan Rusia di dalam wilayah Ukraina," kata Hackett.
Rusia sudah membantah semua tudingan itu. Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa komentar Hackett itu tak bisa diterima karena merupakan bentuk upaya memengaruhi kedautalan sebuah negara. (Reuters)
Fransiskus Desak Putin Tulus Upayakan Perdamaian di Ukraina
Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2015 | 11:00 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Tegang! Rusia Peringatkan Israel Hentikan Serangan Udara Dekat Pangkalan Militernya di Suriah
13 November 2024 | 19:19 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI