Suara.com - Keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Sutiyoso menjadi calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dinilai sebagai bagi-bagi kekuasaan. Sehingga ini tidak aneh.
Hal itu dinyatakan Direktur Imparsial Poengky Indarti kepada suara.com, Rabu (10/6/2015). Menurut dia bukan hal mengejutkan jika Jokowi menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Sutiyoso adalah ketua partai dari salah satu partai koalisi pendukung Jokowi. Jika dilihat dari susunan menteri dan pejabat tinggi negara yang terdiri dari anggota parpol koalisi pendukung Jokowi, maka penunjukkan Sutiyoso ini bukan hal yang aneh," jelas teman dekat mendiang Munir Said Thalib itu.
"Akan tetapi jika dikaitkan dengan pernyataan awal Jokowi bahwa tidak ada bagi-bagi kekuasaan dan jabatan, menteri tidak menjabat posisi dalam parpol. Maka penunjukan Sutiyoso bertentangan dengan statement Jokowi sendiri," lanjut dia.
Sebelumnya, Jokowi menilai Letnan Jenderal (Purn) TNI Sutiyoso memiliki berbagai pengalaman di bidang intelijen sehingga diajukan sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan Presiden sudah mengirim surat pengajuan nama calon Kepala BIN ke DPR pada Selasa (9/6/2015) kemarin.
Ia menambahkan Sutiyoso, antara lain mendapat pengalaman intelijen saat menjalankan tugas di Kalimantan Barat dan Operasi Flamboyan di Timor Timur. Pratikno juga menyebut Sutiyoso mempunyai kompetensi untuk menjadi Kepala BIN.