Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kesal dengan pelayanan bus andalan pemerintah, Transjakarta, yang makin berkurang. Contohnya, sebagian besar alat pengeras suara untuk informasi halte pemberhentian mati sehingga merugikan penumpang.
"Itu yang saya bilang. Bus ini semua dodol semua, tempe semua," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Ahok menyalahkan Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membeli armada Transjakarta tak sesuai standar. Ahok menyebut merk bus yang dibeli "tidak jelas."
"Satu sudah kebakar ngapain beli bus merek nggak jelas. Anak kecil juga ngerti mau beli bus weichai apa Mercedes-Benz. Anak kecil juga pilih Mercedes-Benz orang beda dikit duitnya kok," kata Ahok.
Setelah banyak kasus bus Transjakarta terbakar, di masa mendatang Ahok tidak akan mengizinkan Dinas Perhubungan membeli bus "tidak jelas" itu.
"Makanya saya sekarang putuskan, nggak ada yang boleh beli bus aneh-aneh. Jakarta harus beli yang terbaik," katanya.
Kasus terakhir bus Transjakarta terbakar terjadi di Halte Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada Rabu (20/5/2015) pagi. Bus yang terbakar bernomor polisi B 7461 TX.
Sebelum itu, bus Transjakarta gandeng merek Zhong Tong jurusan Pinang Ranti-Pluit juga terbakar di Jalan Gatot Subroto, Minggu (8/3/2015).
Kebakaran bus Transjakarta juga pernah terjadi pada 28 Agustus 2014 di Halte Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada 8 April 2014, bus Transjakarta Koridor IV Pulogadung-Dukuh Atas juga terbakar di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.