Cina Terobos Perairan Kalimantan, Malaysia Protes

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 09 Juni 2015 | 10:16 WIB
Cina Terobos Perairan Kalimantan, Malaysia Protes
Foto intelijen Angkatan Laut AS menunjukkan kapal-kapal Cina sedang bekerja membangun pulau buatan di Laut Cina Selatan, yang masih disengketakan (Reuters/US Navy).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malaysia akan mengajukan protes resmi setelah sebuah kapal penjaga pantai Cina menerobos masuk ke wilayah perairan di dekat Kalimantan, demikian diberitakan Wall Street Journal. Protes yang diajukan Malaysia dinilai sebagai pendekatan baru yang lebih keras, karena sebelumnya negara itu selalu melakukan pendekatan yang lebih halus terhadap Cina.

Menteri Keamanan Nasional Malaysia, Shahidan Kassim, mengatakan bahwa Perdana Menteri Najib Razak akan mengajukan protes langsung kepada Presiden Cina, Xi Jinping.

Laporan itu muncul setelah Shahidan menggungah beberapa foto di Facebook, yang menunjukkan sebuah kapal penjaga pantai Cina melepas jangkar di Luconia Shoals, sebuah kawasan perairan dangkal yang berjarak 150 kilometer di utara Kalimantan.

Perairan itu masih masuk dalam zona ekonomi ekslusif Malaysia dan jaraknya 2000 km dari daratan Cina.

"Ini bukan wilayah yang masuk dalam sengketa. Dalam kasus ini kami akan mengambil tindakan diplomatik," kata Shahidan.

Sebelumnya Malaysia tampak lebih berhati-hati dalam berhadapan dengan Cina, terutama soal sengketa di Laut Cina Selatan. Pendekatan Malaysia yang lebih lembut berbanding terbalik dengan Vietnam dan Filipina yang secara terbuka menolak ambisi ekspansi wilayah perairan Cina.

Kuala Lumpur mulai menunjukkan reaksi keras tahun lalu, ketika dua kapal angkatan laut Cina berlayar di sekitar James Shoal, sebuah kawasan perairan di dalam zona ekonomi Malaysia.

Baru-baru ini Cina membuat marah negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam dengan membangun pulau buatan di Laut Cina Selatan, di kawasan yang masih disengketakan dengan Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Langkah Cina itu juga dikecam oleh Jepang dan Amerika Serikat. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI