Suara.com - Budayawan Betawi Ridwan Saidi mempertanyakan wacana memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta. Menurutnya, ide tersebut tidak tepat untuk direalisasikan pada saat ini.
Ridwan mengatakan Jakarta masih layak menjadi Ibu Kota Negara. Warga Jakarta, katanya, juga menerima pendatang yang berasal dari bermacam-macam budaya.
Selain itu, kata dia, warga Jakarta juga siap dengan berbagai perubahan.
"Lihat, siapa saja yang datang ke sini, emang pernah ditolak? Jakarta ini paling mudah menyesuaikan. Terserah mau dipindah ke mana ibu kota, tapi Jakarta tetap lebih baik," kata Ridwan dalam diskusi bertajuk Ibu Kota Pindah ke Mana di Bakoel Koffie, Menteng, Jakarta, Minggu (7/6/2015).
Ridwan menambahkan ide memindahkan Ibu Kota Negara juga harus disetujui Presiden.
"Presidennya betah tinggal di mana sekarang? Tiba-tiba dia ke Bogor, katanya pusat pemerintahan mau pindah ke sana. Kalau Presidennya saja enggak jelas tinggalnya, begimana mau pindahkan Ibu Kota Negara," kata.
Ridwan menekankan sejak dulu kala semua Presiden RI kerasan berada di Istana Negara di Jakarta, cuma Presiden Abdurrahman Wahid yang kerasan menetap di Istana Merdeka.
"Coba lihat, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono baru seminggu jadi Kepala Negara langsung kabur ke Cikeas (Bogor), Megawati ke (Jalan) Teuku Umar. Habibie ke Kuningan. Jadi, mau pindahin Ibu Kota negara ke mana aja, tapi Presidennya kagak betah, kan percuma," kata Ridwan.