Enam Bukti Skenario Pembunuhan Mahasiswa Biologi UI

Jum'at, 05 Juni 2015 | 18:18 WIB
Enam Bukti Skenario Pembunuhan Mahasiswa Biologi UI
Ilustrasi jenazah. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Misteri pembunuh mahasiswa Universitas Indonesia Aksyena Ahad Dori belum terungkap. Jenazah mahasiswa jurusan biologi tersebut ditemukan tak bernyawa di Danau Universitas Indonesia, Depok, pada 28 Maret 2015.

Semula polisi menduga Akseyna meninggal karena bunuh diri. Tetapi, dari hasil olah TKP dan temuan barang bukti di TKP maupun di kamar kos, serta keterangan saksi, penyidik mulai curiga ada skenario pembunuhan.

‎"Kami berkesimpulan bahwa Aksyena meninggal bukan bunuh diri, namun korban pembunuhan. Sudah terang, ini tindak pidana. Kami masih mencari pelakunya," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal‎, Jumat (5/6/2015).

Iqbal mengatakan banyak keganjilan dari sekitar kematian Akseyna.

Danau dangkal

Jenazah ditemukan di Danau Kenanga UI. Danau tersebut dangkal sehingga mustahil Aksyena meninggal karena tenggelam.

Mustahil bunuh diri

Menurut keterangan polisi, bunuh diri dengan cara ‎tenggelam proses memakan waktu yang lama. Apabila melihat tanda-tanda yang ditemukan penyidik, sulit dipercaya korban bunuh diri di danau.

Ada bekas luka

Berdasarkan hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramatjati, pada jenazah Akseyna ditemukan bekas luka lebam. DI antaranya di bibir, telinga, dan kepala. Tanda ini yang kemudian diyakini korban merupakan korban tindakan kekerasan.

Tas ransel berisi batu

Jenazah Akseyna saat ditemukan masih memakai pakai lengkap dan masih memakai tas punggung. Setelah diperiksa, ternyata tas tersebut berisi bongkahan batu. Hal ini menguatkan dugaan bahwa korban ditenggelamkan. Tapi belum diketahui, apakah dia meninggal saat ditenggelamkan atau meninggal di tempat lain baru di bawah ke danau, lalu ditenggelamkan.

Sepatu robek

‎Di sepatu korban ada robek di bagian kiri dan kanan. "Analisa kami, tubuh korban diseret ke dalam air pada malam hari dalam kondisi hujan," kata Iqbal.

Ada tulisan di kertas di kamar kos

Penyidik menemukan secarik kertas di kamar kos Akseyna di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok. Kertas tersebut berisi tulisan tangan dengan kalimat "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything eternally." Menurut orang tua Akseyna, tulisan tangan itu bukan tulisan anaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI