Suara.com - Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta telah menunjuk jaksa untuk menjadi tim penyidik kasus mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Dahlan Iskan yang hari ini, Jumat (5/6/2015), ditetapkan menjadi tersangka dugaan korupsi proyek pengadaan dan pembangunan Gardu Induk di Unit Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa Bali dan Nusa Tenggara PT. PLN Persero tahun anggaran 2011-2013 senilai Rp1,063 triliun.
"Kami sudah menunjuk jaksa untuk jadi tim penyidik tindak pidana korupsi ini dengan tersangka DI," kata Kepala Kejati DKI Jakarta M. Adi Toegarisman.
Adi mengatakan penetapan tersangka terhadap mantan Menteri BUMN tersebut sudah sesuai prosedur.
"Sesuai pendapat tim penyidik mengatakan bahwa saudara DI yang diperiksa telah memenuhi syarat, dan berdasarkan dua alat bukti untuk ditetapkan sebagai tersangka," kata Adi.
Dalam kasus ini Dahlan disangkakan melakukan penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri sendiri dan atau orang lain yang menyebabkan kerugian negara. Dahlan dijerat dengan Pasal 2 dan atau Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) kesatu KUHP.
Seperti diketahui, kasus ini berawal dari pembangunan megaproyek Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap 21 unit Gardu Induk Jawa Bali Nusa Tenggara yang sudah dimulai pada Desember 2011. Proyek yang harusnya selesai pada Juni 2013 itu belakangan justru terbengkalai.
Terkait kasus ini, jaksa telah melimpahkan kasus tersebut ke penuntutan. Kejaksaan sudah menetapkan 15 tersangka, sembilan orang di antaranya merupakan pegawai PLN. Kasus ini rencananya segera masuk ke persidangan.