Suara.com - Penyebutan Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat lahir Sukarno oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutan saat menghadiri acara hari Pancasila menuai pro dan kontra.
Sejarawan Anhar Gonggong justru berpendapat bahwa pro dan kontra atas ‘keseleo’ lidah Jokowi bukanlah hal penting.
Menurut Anhar, bisa saja Jokowi membaca dari sumber yang berbeda soal di mana Bung Karno lahir.
"Kalau yang saya tahu beliau lahir di Surabaya, ya apakah saya benar? Belum tentu juga kan,” kata Anhar.
Anhar juga mengatakan, baginya lokasi Bung Karno lahir bukanlah hal penting, sebab yang terpenting adalah ide dan gagasan dari Bung Karno.
"Kalau saya begini, tidak ada urusan dengan tanggal atau tempat lahir, yang penting idenya, pikirannya, salah dikit biarlah. Kitamenghargai Bung Karno karena ide pikiran atau bukan tanggal dan tempat lahirnya,” kata Anhar.
Anhar juga mengatakan, jika yang dianggap kesalahan penyebutan itu akan berdampak pada ide dan gagasan Bung Karno tentang Pancasila dan Indonesia Menggugat, hal itu baru dianggap penting.
Namun jika tak berdampak apa-apa, menurut Anhar tak perlu dibesar-besarkan. (Wita Ayodhyaputri)