Kesaksian Menarik Dua Playboy Bunny 'Binaan' Hugh Hefner

Jum'at, 05 Juni 2015 | 06:50 WIB
Kesaksian Menarik Dua Playboy Bunny 'Binaan' Hugh Hefner
Logo Playboy. Boks: Jessa Hinton dan Crystal McCahill. [Shutterstock/akun Instagram Jessa Hinton]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mereka tinggi, cantik dan seksi, bertubuh hampir sempurna sebagaimana gadis-gadis Playboy lainnya. Mereka sama-sama berusia 31 tahun, serta sama-sama masih lajang.

Mereka adalah si pirang Jessa Hinton dan si rambut cokelat Crystal McCahill. Keduanya adalah Playboy Playmate yang juga Playboy Bunny, bagian dari gadis-gadis "binaan" Hugh Hefner dan "Kerajaan Playboy"-nya.

Untuk diketahui, ada tiga kelompok gadis-gadis Playboy. Yang pertama adalah para Playmate yang biasanya tampil di bagian utama majalah Playboy. Kelompok kedua adalah para Playboy Bunny yang tinggal di rumah terpisah namun masih di sekitar Playboy Mansion. Sementara yang ketiga adalah para Girlfriend alias gadis-gadis terpilih yang tinggal bersama Hefner di Playboy Mansion.

Baik Hinton maupun McCahill, sama-sama mengaku sudah berminat sejak awal bergabung dengan Playboy. McCahill yang besar di kota kecil Illinois bahkan sudah menjadikannya target, lantaran ibunya pada 1968 lalu juga pernah menjadi Playmate. Dan kesempatan itu akhirnya didapatnya pada Mei 2009, usai memenangi kompetisi khusus untuk itu.

Sementara Hinton, gadis yang besar di sekitar Los Angeles, resmi menjadi Playmate pada Playboy edisi Juli 2011. Itu didapatnya juga setelah menjadi model sejak usia belasan, serta terakhir diputuskan lewat beberapa pemotretan di mana Hefner menentukan keputusan terakhir --karena memang selalu begitu adanya.

Saat ini, Hinton dan McCahill bisa dikatakan adalah "duta aktif" Playboy. Tampil rapi dan mengesankan dalam berbicara (sebagaimana mereka telah dilatih), beberapa hari ini mereka hadir di Sydney dalam rangka salah sebuah acara "offair" Playboy.

Pada kesempatan itulah, kepada News.com.au, Hinton dan McCahill berkesempatan bicara panjang lebar tentang kehidupan di "Kerajaan Playboy". Berikut beberapa petikan pengakuan mereka:

--Tentang sosok Hugh Hefner dan kehidupan bersamanya
Ditanya apakah ada "kewajiban" tertentu yang harus diberikan seorang Bunny atau Playmate kepada Hefner, Hinton dan McCahill serentak membantahnya.

"Tidak. Orang selalu berpikir bahwa saat kami jadi Playmate, kamu harus standby di sana, atau bahwa kamu harus tidur dengan Hefner," ujar Hinton.

"Aku selalu ketawa (mendengarnya). Saya seperti, 'Kamu serius?' Seolah, kamu kira semua Playmate tidur dengannya? Tapi dia (justru) kedatangan gadis-gadis yang mendekatinya sepanjang waktu, jadi kukira dia bahkan tak perlu 'memancing' lagi," sambungnya.

"Dan dia juga menikah," tambah McCahill. "Aku pikir dia benar-benar seorang pria sejati," imbuhnya.

"Ya, dan dia tak pernah punya masalah atau terdengar bermasalah sejak menikah dengan Crystal (Harris). Dia kelihatannya bahagia," ujar Hinton lagi.

"Dia menarikkan kursi untukmu, menawarkan rumahnya, dan tidak mengharapkan balasan apa-apa. Dia tak pernah mendekatiku. Dia benar-benar bersikap manis padaku. Dia bahkan mengundang keluarga kami semua ke perayaan Paskah, dan semua orang membawa anak dan cucunya. Itu seru sekali," tambahnya.

--Tentang persaudaraan sesama gadis-gadis Playboy
"Aku tak memiliki banyak teman wanita saat beranjak dewasa. Jadi, menjadi Playmate dan bisa tinggal di Bunny House selama beberapa tahun, bagiku merupakan pengalaman pertama hidup di tengah-tengah perempuan lainnya. Dan mereka menjalaninya pada tingkatan yang tinggi," papar McCahill.

"Ini seperti semacam komunitas aneh yang kami miliki, tapi kami bersyukur untuk itu," sambung Hinton.

"Seperti, mungkin kamu tak melihat seorang Playmate suatu ketika, dan kemudian --kami punya email grup-- seseorang dirasa perlu dijaga atau bagaimana. Kami selalu siap menolong satu sama lain, meski kami bahkan tak tahu siapa sosok itu sebenarnya. Ini seperti persaudaraan paling orisinil di dunia," tuturnya lagi.

--Tentang kostum Bunny dan etika menjadi Bunny
Setiap Bunny diketahui diberikan korset khusus yang sesuai dengan tubuh masing-masing. Lantas, bagaimana rasanya mengenakan kostum khas yang tampak sedikit menyesakkan, meski memang terkesan seksi itu?

"Kamu tak bisa bernapas (memakainya)," ujar Hinton. "Maksudku, kelihatannya di cermin memang luar biasa. (Tapi) Aku merasa aku seperti sangat kecil," sambungnya.

Sementara soal etika ketika bertugas sebagai seorang Bunny, terutama di hadapan publik atau undangan acara khusus, Hinton dan McCahill membeberkan beberapa di antaranya:

1. Bunny tidak diperbolehkan duduk
"Menempel saja, tapi tidak duduk. Seperti duduk di bagian ujung kursimu, tapi tidak sampai benar-benar duduk," kata McCahill.

2. Bunny tidak dibolehkan minum
"Kami tak dibolehkan minum sama sekali saat berkostum Bunny," kata McCahill. "Jangan pula pernah berfoto dengan minuman di tanganmu, bahkan meski itu air mineral atau apa pun," tambah Hinton.

3. Ada seni menyajikan minuman bagi seseorang
"Namanya Bunny Dip. Itu dilakukan saat mereka (Bunny) bekerja di Playboy Club. Tapi kami tidak menyajikan minuman," jelas McCahill.

4. Tak diperbolehkan menyentuh ekor kostum Bunny
"Tak ada yang boleh menyentuh bagian ekor (kostum)-mu. Kamu bisa diperingatkan. Dan itu (tindakan) kasar. Tapi orang-orang biasanya selalu ingin menyentuhnya," tutur McCahill.

5. Rangkulan hanya di pinggang, tidak di pundak
"Saat berfoto, orang biasanya akan menggunakan tangannya untuk merangkulmu. Itu hanya boleh dilakukan di bagian pinggang. (Tapi) Beberapa pria biasanya suka iseng," ujar Hinton pula. [News.com.au]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI