Serangan Virus MERS, Seribu Sekolah di Korsel Diliburkan

Laban Laisila Suara.Com
Jum'at, 05 Juni 2015 | 05:00 WIB
Serangan Virus MERS, Seribu Sekolah di Korsel Diliburkan
Seorang petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan memeriksa mesin pemindai suhu tubuh (termoscanner). (Antara/FB Anggoro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Korea Selatan menutup  atau meliburkan sekitar 1.100 sekolah, menyusul laporan adanya korban kematian akibat virus MERS yang menyerang saluran pernapasan.

Seperti dilansir dari Reuters, Kamis malam (4/6/2015), seorang lelaki berumur 82 tahun tewas yang diduga akibat virus MERS, sehingga meningkatkan kekhawatiran di negeri ginseng itu.

Korban tewas diketahui menderita radang paru-paru akibat bakteri yang dirawat dalam bersama penderita MERS. Korban adalah pasien ke 36 di Korsel yang merupakan negara terbanyak penderita MERS di luar Timur Tengah.

Mendiang merupakan korban ke-36 di Korea Selatan yang dipastikan terkena MERS. Korsel menjadi negara dengan kasus MERS terbanyak di luar Timur Tengah.

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye meminta semua upaya dilakukan untuk menghentikan wabah, yang mulai menyebar sejak dua pekan lalu, termasuk penutupan sekolah.

Wabah MERS dibawa masuk ke negara itu oleh seorang pria Korsel yang kembali dari kunjungan bisnis ke Timur Tengah.

MERS pertama kali muncul pada 2012 di Timur Tengah dan di kawasan itu sudah 442 orang yang meninggal karena wabah tersebut.

Pejabat kementerian kesehatan setempat mengungkapkan, hingga kini total sudah 1.600 orang yang dikarantina di Korea Selatan akibat MERS. Ssebagian besar mereka dikarantina di rumah dan sejumlah lainnya di fasilitas-fasilitas kesehatan.

"Kita sedang dalam peperangan," kata seorang pejabat Korsel.

Di distrik Kaya Seoul, kepanikan menyebar ketika petugas-petugas medis berbaju pelindung terlihat di sebuah hotel.

Sementara Pemerintah Korea Utara mendesak dilakukannya pemeriksaan di perbatasan.

MERS muncul karena virus korona dari keluarga yang sama dengan penyebab SARS (Gejala Pernafasan Sangat Akut), yang muncul pada 2002-2003 dan menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia.

MERS menimbulkan tingkat kematian jauh lebih tinggi, yaitu 38 persen, demikian menurut badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Health Organisation (WHO), namun juga menyebar lebih lambat dibandingkan SARS dari orang ke orang dan membuatnya sekarang tidak terlalu mengancam. (reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI