Dalam medan perjuangan itu, kita harus punya dua hal pokok. Pertama, Persatuan Indonesia. Republik ini sejatinya bukan sebuah negara yang dibangun untuk satu golongan atau beberapa kelompok saja. Republik ini memerlukan persatuan, memerlukan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa.
Kedua keberanian untuk menjebol. Keberanian untuk membangun. Sampai disini saya mengutip kembali apa yang disampaikan Bung Karno. Pergerakan kita janganlah pergerakan kecil-kecilan. Pergerakan kita haruslah pada hakikatnya. Suatu gerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya masyarakat. Suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan masyarakat sampai seluruhnya, sampai akar-akarnya.
Saya memiliki keyakinan yang sama dengan Bung Karno. Bahwa jangan perubahan yang ingin kita wujudkan pastilah akan dihadapkan pada bertahannya mentalitas-mentalitas lama, mulai dari mentalitas kolonial, mentalitas budak sampai dengan mentalitas feodal.
Perjuangan kita sesungguhnya adalah menjebol mentalitas yang berada dalam keterjajahan, dalam ketertindasan, dalam ketidakadilan, dalam ketidakmerdekaan serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen.
Namun harus diingat, tujuan dari perjuangan bukanlah kemakmuran para pemimpinnya, tapi rakyat di perbatasan, di pulau-pulau terluar, para pembantu rumah tangga, pedagang kecil, buruh, petani hingga tukang cuci pakaian dan rakyat kecil lainnya merasakan kemerdekaan dan benar-benar berdaulat dalam arti yang sesungguhnya.
Tugas dari kita adalah mewarisi api dan pikiran dari Bung Karno bukan mewarisi aku-nya. Untuk bisa mewarisi api semangat Bung Karno, maka saya mengajak seluruh rakyat Indonesia dimanapun berada. Marilah dengan momentum hari kelahiran Pancasila, hari dimana Bung Karno berpidato tanggal 1 Juni 1945, untuk bersatu padu, bergandengan tangan, bergotong royong mewujudkan janji-janji kemerdekaan untuk membumikan Pancasila di bumi pertiwi.
Mari manfaatkan momentum ini untuk memperbaharui komitmen bersama untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia yang telah memprakarsai acara peringatan hari lahir Pancasila di Kota Blitar ini, kota kelahiran Bung Karno. Semoga Tuhan yang merestui upacara peringatan Hari Lahir Pancasila ini.
Assalamualikum Wr. Wb (Yovie Wicaksono)