Suara.com - Dosen Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Sunarno mengatakan fenomena banyaknya cacing muncul di permukaan tanah di Bantul, Yogyakarta, dalam beberapa hari terakhir, merupakan gejala alam biasa akibat perubahan musim ke kemarau.
"Dari alat kami (EWS gempa) tidak menunjukkan gejala akan datangnya gempa besar. Sebaiknya jangan panik. Kalau ada perubahan signifikan pada EWS gempa kami, akan saya beritahu segera. Saat ini tidak ada gejala mengarah ke gempa besar," kata Sunarno, Rabu (3/6/2015).
EWS gempa UGM, kata Sunarno, berdasarkan pada konsep Univesitas Kyushu Jepang dan dari Jurnal ilmiah tentang fenomena awal munculnya gas radon sebelum gempa besar Kobe di Jepang.
Sebelumnya, Kepala Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Surono juga mengatakan kemunculan cacing di Bantul merupakan fenomena biasa.
Dia memastikan tidak tak ada kaitan dengan gempa.
"Menurut saya cacing dan semut merespon perubahan musim hujan ke musim kemarau. Gempa Yogya 1943 kemudian 2006, saat ini 2015, pertanyaannya apakah mungkin dalam sembilan tahun dapat mengumpulkan energi untuk terjadi gempa seperti 2006 dan 1943, kok rasa - rasanya sulit ya," kata Surono.
Surono mengatakan hewan tersebut hanya mencoba untuk menyesuaikan diri, transisi dari musim hujan ke musim kemarau.