Panel Surya Jadi Solusi Kekurangan Listrik di Zimbabwe

Selasa, 02 Juni 2015 | 17:03 WIB
Panel Surya Jadi Solusi Kekurangan Listrik di Zimbabwe
Ilustrasi konstriksi panel surya. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini pukul 01.55 siang. Di sebuah jalanan di Zimbabwe ada pemuda 21 bernama Nigel Mavhengere tengah menyusun kardus bekas yang dijadikan meja sederhana.

Mavhengere merupakan pemuda yang mencari uang dengan membuka kios kaki lima. Dia membuka jasa dowload musik bajakan atau juga menginstal aplikasi ke ponsel. Semisal WhatsApp. Bisnis ini menjadikan karena ada 4,2 juta pengguna telepon pintar di salah satu negara di Afrika itu.

Kios kaki lima Mavhengere terbilang langka. Dia bermodalkan laptop dan panel surya portable berdaya 75 watt. Itu cukup untuk mengisi daya laptopnya.

"Bisnis hari ini buruk," keluh Mavhengere seperti dilansir Reuters, Selasa (2/6/2015). Dia biasa membuka lapaknya di pusat Kota Harare.

Sehari rata-rata dia bisa mendapatkan uang USD 15. "Pada hari yang baik, saya bisa menjual dagangan setidaknya USD 15," lanjut dia.

Zimbabwe termasuk negara berperekonomian lemah. Sehingga lapangan pekerjaan formal sangat sendikit di sana. Banyak pemuda seperti Mavhengere akhirnya menjadi pekerjaan alternatif. Tapi banyak juga yang mengadu nasib di Afrika Selatan. Sementara yang mampu akan menjadi pengusaha. Namun yang 'gelap mata', memilih jadi pengedar narkoba.

Semenjak tren panel surya, banyak Mavhengere lain di jalanan. Dengan modal yang tidak terlalu besar, mereka bisa menawarkan aplikasi dan lagu menarik ke konsumen telepon pintar.

Mereka bermodalkan laptip yang terhubungan dengan panel surya kecil. Setiap 10 lagu yang didownload, mereka jual USD 1. Sementara untuk mendowload WhatsApp hanya perlu membayar USD 2.

"Solar nyaman bagi kami karena kami beroperasi di jalan-jalan di mana tidak ada listrik," kata Mavhengere yang tidak mendapatkan kerja setelah lulus SMA.

"Kami memiliki matahari, gratis pula. Juga, panel kecil, sehingga mudah dibawa," lanjut dia.

Namun Mavhengere masih mendapatkan ancaman dari pihak kepolisian. Hukum di negaranya mengatur soal pembajakan. Sementara dia menjual barang bajakan. Dia selalu was-was alat-alatnya akan disita.

Zimbabwe berjuang dengan kondisi kekurangan daya selama 15 tahun terakhir. Negara menjadi energi alterntif seperti panel surya dan tenaga air untuk mendapatkan listrik. Otorits pembangkit listrik Zimbabwe (ZESA) mengklaim hanya mampu memenuhi 50 persen dari kebutuhan listrik di seluruh negari. Besarnya yang seharusnya dipasok 2.200 megawatt. Namun banyak pembangkit yang sudah rusak dan tua

Kepala eksekutif di Zimbabwe Energy Regulatory Authority (ZERA) Gloria Magombo mengatakan Zimbabwe akan menambah 300 megawatt jaringan listrik surya dalam 2 tahun ke depan.

Studi kelayakan sudah dilakukan dan menelan biaya sampai USD 700 ribu. Uang itu didapat dari hasil kerjasama antara Zimbabwe dan Cina.

Magombo mengatakan energi surya yang digunakan Zimbabwe hanya 18 persen. Dia yakin akan tumbuh besar jika pembangkit listrik tenaga surya sudah dibangun. Namun dia khwatir panel surya itu akan cepat rusak. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI