Kisah Pesinden Tiga Jaman, Rubinem: Bung Karno Ganteng

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 02 Juni 2015 | 07:15 WIB
Kisah Pesinden Tiga Jaman, Rubinem: Bung Karno Ganteng
Pesinden tiga jaman di Istana Negara, Maria Magdelana. [suara.com/Wita Ayodhyaputri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maria Magdalena Rubinem, perempuan berusia 90 tahun asal Yogyakarta ini namanya dulu begitu tersohor dan terkenal sebagai pesinden kelas nasional, bahkan dia dijuluki sebagai pesinden tiga jaman atau pesinden dari era penjajahan Belanda, Jepang hingga kemerdekaan Indonesia, namun kini nasibnya tak seharum namanya.

Perempuan yang akrab disapa Rubinem ini dulu merupakan pegawai tetap Radio Republik Indonesia (RRI) selama puluhan tahun, mulai dari penjajahan Jepang hingga tahun 1972.

Karena kepiawaiannya dalam tarik suara atau nyinden, perempuan yang awalnya berkantor di RRI Yogyakarta ini bahkan sampai mendapat tugas dari RRI untuk pindah ke Jakarta dan rutin nyinden di Istana Negara saat Sukarno masih menjabat presiden.

Namun tugas tersebut hanya mampu dijalaninya selama setahun, sebelum akhirnya Rubinem memutuskan untuk kembali ke Yogja lantaran Ibu nya sakit.

"Dulu sempat tugas di Jakarta tapi terus nggak lama pulang disuruh sama ibu saya soalnya beliau sakit-sakitan," kata Ribunem saat ditemui di kediamannya.

Sembari duduk diatas sebuah kasur sederhana, Rubinem kembali melanjutkan kisahnya.

Dia mengatakan betapa senang hatinya saat mendapat tugas nyinden setiap satu bulan sekali di Istana Negara, sebab saat itulah dia bisa bersalaman dan melihat Bung Karno, Presiden pertama Indonesia yang sangat dia kagumi.

"Kalau Pak Karno itu beda, Dia itu ganteng, sangat peduli dengan kesenian, ngga kayak lainnya, kalau ada pentas wayangan kan saya sama dua teman saya selalu nyinden, Pak Karno pasti muter lewat depan kami, liat kami dulu baru masuk ke Istana," kata Rubinem yang masih ingat betul pengalaman hidupnya saat nyinden di Istana Negara.

Rubinem mengatakan, selain setiap satu bulan sekali dirinya nyinden di Istana Negara, ternyata setiap siang dirinya beserta penabuh gamelan Istana Negara selalu datang ke Istana untuk makan siang sisa makanan Bung Karno.

"Saya kan dekat sama orang gamelan Istana, jadi kalo siang saya diajak ke Istana cari makan siangnya Pak Karno, kan biasanya lauk nya kan nggak semua habis, ya itu saya yang makan," kata Rubinem. (WIta Ayodhyaputri)

REKOMENDASI

TERKINI