Suara.com - Sebuah perahu yang mengangkut 727 migran hingga hari ini, Senin (1/6/2015) masih ditahan di tengah perairan Laut Andaman oleh Angkatan Laut Myanmar. Ratusan manusia perahu itu dikabarkan lepas jangkar dari tempat yang dirahasiakan pada hari Jumat pekan lalu.
Pemerintah Myanmar hanya memberikan serba sedikit informasi soal para manusia perahu tersebut. Mereka juga tidak memberitahukan lokasi pasti dari perahu itu.
"Pemerintah sedang memeriksa identitas mereka, menanyakan apa yang hendak mereka lakukan dan ke mana mereka hendak pergi," kata juru bicara pemerintah Myanmar Ye Htut kepada Reuters.
"Biasanya, sebagian besar dari mereka ingin kembali ke Bangladesh, jadi kami akan mengurus sesuai dengan keinginan mereka," lanjutnya.
Selain informasi tersebut, pemerintah tutup mulut ketika ditanya soal apapun.
Awalnya, pemerintah menyebut para migran sebagai "orang Bengali", sebuah istilah yang mereka gunakan untuk menyebut warga Bangladesh maupun warga Muslim Rohingya. Namun, kemudian mereka meralat informasi tersebut dan mengatakan bahwa sebagian besar yang berada di dalam perahu tersebut berasal dari Bangladesh.
Myanmar mendapat kritik keras dari dunia internasional karena perlakuan mereka terhadap warga Rohingya. Lebih dari 100.000 warga Rohingya lari dari Myanmar karena mendapat perlakuan diskriminatif dan tidak diakui status kewarganegaraannya. (Reuters)