Suara.com - Tahera Ahmad kesal bukan main setelah mengklaim menjadi korban atas diksriminasi yang terjadi di atas pesawat dari sebuah maskapai Amerika.
Tahera adalah Direktur Hubungan Antara Keyakinan di Northern Univertsity, Chicago, Amerika, yang menuliskan kisah nyata atas peristiwa diskriminasinya saat menjadi penumpang pesawat.
Dia bercerita kalau pramugari di pesawat menolak memberikannya sekaleng minuman ringan rendah kalori, dengan alasan bagian dari kaleng bisa digunakan sebagai senjata.
Gilanya, si pramugari malah memberikan sekaleng bir kepada seorang lelaki yang duduk di sebelahnya.
Kesal dengan perlakuan ini, Tarhera lantas memprotes sikap pramugari dan menyebutnya baru saja melakukan diskriminasi.
Bukannya mendapat dukungan, Tahera malah kena damprat dari penumpang lain yang duduk di seberangnya.
“Hey kamu M****m, tutup mulutmu!” hardik penumpang lain seperti cerita Tahera.
“Apa?” jawab Tahera kesal.
Lalu orang yang sama menatap marah kepada Tahera sambil mengunglangi lagi kata-katanya.
“Ya, kamu bisa menggunakannya sebagai senjata. Jadi tutup mulutmu,” tatapnya berang kepada Tahera.
Tak tahan dengan hinaan itu, Tahera memilih diam dan akhirnya menangis sepanjang perjalanan karena tak ada satupun penumpang yang membelanya.
Pengakuan Tahera di jejaring sosial ini langsung mendapat respon dari hampir delapan ribu orang yang mendukungnya. Statusnya juga langsung menyebar secara viral diantara para netizen. (independent)