Beras Plastik di Mata Seniman Teater

Siswanto Suara.Com
Minggu, 31 Mei 2015 | 22:22 WIB
Beras Plastik di Mata Seniman Teater
Teater Ongkek aksi tentang beras plastik [suara.com/Wita Ayodhyaputri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kasus beras plastik yang ditemukan di Kota Bekasi, Jawa Barat, meresahkan masyarakat belakangan ini.

Merasakan keresahan tersebut, Nano Asmorodono atau yang akrab di sapa Nano, pentolan dari teater Ongkek, mengemasnya dalam cerita berjudul Tragedi Beras Plastik. Pentas acara ini berlangsung di kawasan nol kilometer Yogyakarta, Minggu (31/5/2015).

Di hadapan puluhan wisatawan, Nano beserta belasan rekan menceritakan keresahan tentang beras plastik dengan sederhana, namun tetap menghibur. Ceritanya juga dibumbui dengan sindiran dan pesan moral.

Dalam cerita tersebut Nano sebagai sutradara sekaligus penulis naskah, berkisah tentang Gambleh, Gamber, dan Usreg yang ingin mendapat mandat dari Pak Lurah Pasar untuk menggelar operasi pasar di Desa Bringharjo.

Namun ternyata yang mendapat mandat bukan ketiganya, melainkan Mliding. Lantaran sakit hati karena kecewa, Gambleh beserta dua rekan lantas membuat isu tentang penyakit yang melanda Desa Bringharjo. Penyakit ini diisukan dari beras plastik yang dijual Mlinding.

Melalui cerita tersebut Nano ingin menyampaikan pesan pada masyarakat bahwa jangan terlalu mudah termakan isu yang pada akhirnya akan membingungkan dan meresahkan masyarakat.

"Teater Ongkek sebagai sebuah kesenian mencoba menjelaskan dan menafsirkan tentang beras plastik, tentang konflik - konflik sosial, masyarakat jangan mudah percaya dengan yang palsu - palsu, beras palsu, ijazah palsu, penjelasan palsu dari bapak - bapak itu juga e," kata Nano.

Nano menambahkan pementasan teater Ongkek kali ini memang berbeda dari biasanya. Jika biasanya pementasan teater Ongkek selalu berkisah tentang dongeng, kali ini mencoba keluar dari kebiasaan dan mencoba mengkritisi masalah politik dan sosial yang ada, namun tetap dikemas dengan sederhana sehingga mudah dicerna dan dinikmati.

Pementasan teater Ongkek untuk pertama kalinya tersebut menarik minat banyak wisatawan hingga jelang maghrib sejumlah wisatawan masih berkumpul, selain mementaskan cerita tentang beras plastik, teater Ongkek juga menyajikan lagu - lagu atau tembang Jawa.

Sejumlah wisatawan terlihat sangat asyik dan terhibur. Salah satunya adalah Ina wisatawan dari Bandung, Jawa Barat. Dia  sangat menikmati pementasan tersebut, meskipun paham dengan bahasa Jawa yang digunakan oleh para pemain teater Ongkek.

"Saya terus terang gak dong dengan bahasanya, tapi saya merasa senang dan sangat terhibur dengan pementasan ini," kata Ina. (Wita Ayodhyaputri)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI