Novel Minta Pasang Spanduk Permohonan Maaf, Polisi: Ada-ada Saja!

Jum'at, 29 Mei 2015 | 14:24 WIB
Novel Minta Pasang Spanduk Permohonan Maaf, Polisi: Ada-ada Saja!
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menghadiri sidang perdana gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (25/5)[Suara.com/Kurniawan Mas'ud].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Permohonan praperadilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, kembali disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat(29/5/2015). Sidang perdana itu mengagendakan pembacaan permohonan Novel, yang menggugat penangkapan tersangka dirinya oleh kepolisian.

Sidang pertama sebenarnya digelar pada Senin 25 Mei kemarin, tetapi kuasa hukum kepolisian tak menunjukkan batang hidungnya. Alhasil persidangan ditunda pada hari ini.

Permohonan yang juga dibacakan sendiri oleh Novel itu pada bagian akhirnya menuntut Kepolisian RI sebagai pihak termohon untuk meminta maaf kepada keluarga Novel dengan memasang spanduk dengan ukuran 3x6 meter di depan Gedung  Polri.

Atas tuntutan tersebut pihak Polri mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang mengada-ada.

"Mengada-ada saja, masak disuruh pasang spanduk ini," kata Kuasa Hukum Polri, Joel Banar, di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan.

Dia pun belum bisa memastikan bahwa apakah yang dilakukan oleh penyidik Polri tidak sesuai dengan prosedur yang ada seperti yang dituangkan dalam permohonan pemohon. Oleh karena itu, dia pun siap menguraikannya nanti pada saat sidang, di mana pihaknya akan memberikan jawaban.

"Masalahnya, nanti akan kita uraikan, apakah penyidik itu melaksanakan tugasnya dengan baik, karena penyidik melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan KUHAP (Kitab Hukum Acara Pidana)," kata Joel.

Namun, menurutnya sejauh ini pihaknya sudah menjalankan proses penangkapan dan penahanan tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada. Dia bahkan menceritakan bahwa saat terjadinya penangkapan pada tanggal 1 mei 2015 lalu tersebut sudah meminta izin pihak setempat yang berwenang, seperti RT dan RW.

"Kita sudah melaporkan ke RT/RW, didampingi RT/RW untuk menyampaikan dan memperlihatkan penangkapan. Kita masuk sampai ke dekat kamarnya karena ditunggu-tunggu tidak turun makanya disusul. Nanti dijawab di surat jawaban," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI