Bela Perempuan Muslim di Kereta, Lelaki Australia Ini Dipukul

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 27 Mei 2015 | 11:28 WIB
Bela Perempuan Muslim di Kereta, Lelaki Australia Ini Dipukul
Ilustrasi perempuan Muslim di Australia (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki di Australia diserang dan dipukul karena membela tiga perempuan muslim yang menjadi korban hinaan rasial di dalam kereta api di Melbourne, demikian diberitakan The Age, Rabu (27/5/2015).

Jason Cias (36) sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya pada Jumat petang (15/5/2015) ketika dia melihat dua lelaki menghina tiga perempuan berjilbab di dalam kereta yang ditumpanginya.

"Laki-laki itu mengeluarkan komentar soal jilbab perempuan itu, ia mengatakan 'Kamu seharusnya tak mengenakan sampah itu di Australia'," kenang Cias.

Salah satu dari tiga perempuan itu kemudian menjawab lelaki itu dan mengatakan untuk tidak ikut campur soal pakaian mereka. Mereka lalu terlibat dalam perdebatan.

Perempuan yang paling tua dari tiga wanita tadi lalu berbicara dalam bahasa Arab dan tampaknya meminta dua rekannya seperjalanannya itu untuk tenang. Tetapi kata-katanya justru memancing hinaan lain dari dua lelaki itu.

"Kata lelaki itu, 'Kamu tak seharusnya menggunakan bahasa sampah itu di Australia'," cerita Cias.

Tiga perempua itu lalu turun dari kereta di North Melbourne dan ketika itu satu dari dua lelaki tadi mengeluarkan ancaman, "Saya akan menghantam kalian," tiru Cias.

Saat itulah Cias sudah tak tahan untuk mengeluarkan komentarnya.

"Kepada dua lelaki itu saya bilang, 'Mate, mereka perempuan.' Maksud dari perkataan saya adalah, Anda tidak boleh mengancam orang, terutama perempuan," jelas Cias.

Dua lelaki tadi lalu menjawab agar Cias tidak mencampuri urusan mereka. Tetapi tiba-tiba salah satu dari mereka berdiri dan memukul pipi kirinya.

"Saya tak mengira akan dipukul. Setelah itu saya berjalan ke arahnya, mencengkeram kerahnya, menahan lengannya, dan mengatakan saya akan menuntutnya (di pengadilan)," kata Cias.

Kedua lelaki itu lalu pindah ke gerbong lain, saat penumpang kereta lainnya menengahi. Cias lalu turun di Kensington bersama dua saksi, termasuk Katie Parker (28) yang sempat merekam peristiwa itu menggunakan telepon selulernya. Mereka lalu menelepon polisi.

Polisi lalu mendatangi Cias di stasiun Kensington, meminta keterangan mereka, lalu menyalin video dan foto kedua penyerang.

Cias sendiri, yang mengalami memar, mengatakan jika bisa dia ingin sekali mengubah satu hal dari peristiwa di dalam kereta itu.

"Saya tak menyesal dengan apa yang saya lakukan. Saya tak setuju dengan perilaku seperti itu. Jika ada yang bisa saya ubah, maka saya seharusnya bicara lebih awal (kepada dua lelaki itu)," ujar Cias.

"Terlepas dari apakah itu perempuan Muslim atau siapa pun, adalah tidak benar menghina orang seperti itu. Tak seorang pun pantas melakukan serangan seperti itu kepada orang lain hanya karena ras, gender, maupun agama mereka," tegas dia.

Adapun karena aksinya itu, Cias dipuji oleh media-media Australia dan dunia. Dia disebut sebagai pahlawan karena berani melawan orang-orang fanatik di muka umum.

Tetapi aksi Cias itu bukan yang pertama di Australia. Pada Desember 2014 silam, seorang perempuan bernama Rachael Jacobs menjadi pembicaraan dunia karena menawarkan diri sebagai rekan perjalanan bagi warga Muslim Australia yang ketakutan menjadi sasaran balas dendam, setelah terjadi peristiwa penyanderaan yang menelan beberapa korban jiwa di Sydney.

Pada April seorang perempuan bernama Stacey Eden juga dipuji sebagai pahlawan karena berani tampil membela sebuah keluarga Muslim yang dihina secara verbal di kereta api di Sydney.

REKOMENDASI

TERKINI