Dua Anggota TNI yang Disandera Berhasil Meloloskan Diri

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 27 Mei 2015 | 10:08 WIB
Dua Anggota TNI yang Disandera Berhasil Meloloskan Diri
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua orang anggota TNI, masing-masing Serda Leri anggota Koramil Komopa dan Prada Sholeh anggota Yonif 303/Raider,  yang sebelumnya dikabarkan telah disandera oleh kelompok sipil bersenjata di Paniai, Papua akhirnya Rabu (27/5/2015) pagi  berhasil meloloskan diri.

"Puji Tuhan pagi tadi  kedua anggota kami sudah dapat meloloskan diri. Ini karunia yang luar biasa, tanpa pengejaran, tanpa ada kekerasan, kedua anggota tersebut bebas," ungkap Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan di Jayapura, Papua Rabu siang.

Ia menambahkan, sejak Selasa malam pihaknya telah meminta bantuan para pendeta dan pastor serta  tokoh adat setempat untuk membebaskan anggotanya.

Dijelaskan Pangdam,  kronologi penyanderaan itu bermula  Selasa pukul 15.00 WIT, kedua anggota melakukan perjalanan dari pos Komopa menuju ke Enarotali dengan berpakaian preman tanpa dilengkapi senjata untuk berbelanja sembako dengan menumpangi speed boat milik warga Enarotali.

Saat itu turut serta di dalam speed boat yakni  salah seorang warga bernama Ibu Sanadi.

Ketika berada di sekitar Kampung Eduda, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua, tiba-tiba datang kelompok sipil bersenjata pimpinan Demianus Magai Yogi, kemudian mereka melakukan penyanderaan terhadap speed boat yang ditumpangi dua anggota TNI tersebut.

Sementara berdasarkan informasi Brigadir Roni Ariks, anak dari Elda Sanadi, guru di Enarotali yang juga sempat disandera bersama dua anggota TNI,  sang ibu sudah dilepaskan di Kampung  Darauto, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai.

Dari Roni inilah penyanderaan ini terungkap.   Pasalnya, saat ia menghubungi sang ibu via ponsel, rupanya yang mengangkat ponsel bukan sang ibu melainkan suara orang lain.

"Jadi anaknya menanyakan, mama saya di mana dan dijawab mama mu sudah kami lepas akan tetapi dua orang kakakmu itu sudah kami makan jadi tidak usah kau cari," terang Pangdam.

Tak lama kemudian salah satu anggota penyandera tersebut menghubungi nomor telepon anak itu, namun Danramil Paniai Kapten Inf Junaid yang mengangkat serta,  memperkenalkan dirinya.

"Saat itu Danramil menyampaikan pihaknya ingin berkordinasi secara baik. Namun orang tersebut membantah perkataan Danramil dan menjawab bahwa sudah tidak ada lagi koordinasi, sambil mematikan telepon," ucap Panglima. (Lidya Salmah)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI