Infografis
Suara.com - Mungkin Anda masih mengingat Valeria Lukyanova, model yang disebut-sebut sebagai Barbie manusia. Kini, seorang model cantik asal Rusia, mencoba merebut predikat tersebut dari Lukyanova.
Namanya Angelica Kenova, seorang model 26 tahun dari Kota Moskow. Lansiran Metro, Angelica mengaku dia dibesarkan layaknya boneka hidup.
"Tumbuh besar, orang tua saya membesarkan saya seperti putri dan tidak pernah membiarkan saya pergi ke luar, mengencani lelaki, atau melakukan pengalaman orang dewasa pada umumnya," kata Angelica.
"Hasilnya, saya tidak seperti manusia pada umumnya, saya adalah boneka hidup," lanjutnya.
Orang tuanya, imbuh Angelica, mengatur pola makan dan latihan kebugarannya. Alhasil, ia memiliki postur tubuh ekstrem seperti boneka, dengan lingkar pinggang 20 inci dan lingkar dada 32 E.
Selain dipakaikan baju seperti boneka Barbie sejak kecil, Angelica sampai sekarang masih tinggal di rumah. Ia juga mengajak ibunya jika pergi berkencan, dan tidak dapat memilih baju yang pantas tanpa bantuan ibundanya.
"Ibu dan ayah saya tidak ingin saya keluar dari rumah keluarga," katanya.
"Saya bahkan tidak diperbolehkan membeli baju tanpa ibu saya menemani saya. Ia suka memilih pakaian yang melekat pada tubuh saya dan menekankan bagian-bagian tubuh saya yang menonjol," ujarnya.
Angelica mengaku, postur tubuh seperti boneka ia dapat berkat latihan kebugaran tiga jam setiap hari dan lima hari dalam seminggu dengan bantuan pelatih pribadi. Angelica mengaku ia tidak pernah menjalani operasi plastik.
"Saya tidak pernah menjalani operasi plastik," ujarnya.
Angelica juga selalu dijadikan layaknya boneka Barbie sejak kecil.
"Saat usiaku enam tahun, ibuku mulai membelikan boneka Barbie dan mendadanilku seperti boneka-boneka itu," katanya.
Sejak saat itu, ia berkeinginan menjadi boneka manusia paling terkenal di dunia, demi menyenangkan hati orang tuanya. Suatu hari nanti, Angelica ingin pergi dari rumah dan tinggal di rumah idamannya dan menemukan lelaki pendamping. (Metro)
BACA JUGA:
Terungkap, Rahasia Mengerikan di Balik Kamp Perdagangan Manusia
