Isi Surat Terbuka Mega kepada Risma

Siswanto Suara.Com
Selasa, 26 Mei 2015 | 19:19 WIB
Isi Surat Terbuka Mega kepada Risma
Atlet lompat jauh Mega Aramita L. [suara.com/Yovie Wicaksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saya kemudian menemukan pelatih lain yang sudah saya anggap sebagai keluarga. Namanya Imelda Yudith Soselisa atau Tante Yudith. Beliau melatih saya Lompat Jauh dan Lompat Jangkit. Kemampuan saya mengalami peningkatan yang luar biasa. Saya kemudian bergabung ke “FIGHTER ATLETIK CLUB” dengan pelatih Sri Wahyuni.

Bu Risma yang baik. Saat saya SMP, setiap surabaya mengadakan event lomba, saya tidak pernah pulang dengan tangan kosong. Saya terus berusaha menjadi yang terbaik untuk Surabaya yang saya cintai.

Saya berjuang lagi ke tingkat yang lebih tinggi, mewujudkan cita-cita mengharumkan nama Surabaya dan keinginan saya, merasakan naik pesawat. Perjuangan saya tidak sia-sia, Bu. Mewakili Surabaya Kejurda Remaja Jawa Timur Tahun 2014 mendapat 1 medali emas, Jakarta Open 2013 mendapat 1 perak. Jatim Sprint tahun 2010-2015 tidak pernah pulang membawa tangan kosong.

Saya mendapatkan uang beasiswa dari Kota Surabaya sebagai anggota Pusat Latihan Cabang (Puslatcab) sebagai anak berprestasi. Saya masih menyimpan piagam penghargaan “Adi Siswa Fiesta 2014” yang diberikan Bu Risma kepada saya 15 Februari 2014. Saya bangga dan senang ketika bersalaman dengan Ibu Risma.

Piagam itu saya jadikan semangat dan acuhan dalam diri saya. Pesan Bu Risma agar terus meraih impian yang kita inginkan setinggi tingginya dan pesan ini terus saya ingat. Saya terus berusaha mengasah prestasi untuk kota tercintaku ke jenjang yang lebih tinggi dengan memutuskan masuk ke Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Jawa Timur.

Saya yang ingin membawa nama kota Surabaya, akhirnya saya mengorbankan perasaan saya. Saya yang jauh dari orang tua demi mengibarkan bendera Kota Surabaya ke tingkat Jawa Timur. Saya mengorbankan waktu yang seharusnya dilakukan di masa remaja, saya lebih memilih mengejar cita-cita saya.. Berlatih dan sekolah, itu yang saya lakukan di masa remaja saya bu.

Saya yang akan jauh dari orang tua rindu kasih sayang orang tua. Tapi saya harus menerima resiko tersebut, walau rasa pahit yang bisa saya tanggung sendiri saya rela berkorban demi mengibarkan Surabaya ke tingkat yang lebih tinggi. Itu keputusan terakhir saya bu.

Bu Risma yang saya banggakan. Saat mulai masuk SMA, saya naik pangkat menjadi anggota SIAP GRAK.

Di tingkat Jatim saya menyumbangkan 2 medali perak untuk Surabaya di Pekan Olahraga Pelajar Daerah Tahun 2014 (POPDA) . Saya menyumbang 2 medali perunggu di Kejurnas PPLP ACEH 2015 dinomor Lompat Jauh dan Lompat Jangkit. Saat itulah keinginan saya untuk naik pesawat dan terbang ke luar Jawa terwujud. Saya senang sekali.

Di PPLP saya mendapat uang bulanan dari Dispora. Namun, saat itu uang beasiswa saya sebagai anak berprestasi dicoret dari PASI Surabaya. Saya sedih tapi saya berusaha menerima.

REKOMENDASI

TERKINI