Suara.com - Cina mengusulkan pertukaran hasil uji laboratorium terkait beredarnya beras sintetis di Indonesia, yang diduga berasal dari Cina. Tawaran ini sebagai salah satu upaya penuntasan kasus tersebut.
"Keberadaan beras sintetis di Indonesia harus dibuktikan secara rinci bahwa itu berasal dari Cina," kata Wakil Dirjen Kantor Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ) Tiongkok, Bi Kexin, seperti dikutip Atase Perdagangan RI di Beijing, Dandy Iswara kepada Antara, Senin (25/5/2015) malam.
Perwakilan Pemerintah RI di Cina dan pihak AQSIQ mengadakan pertemuan tertutup guna membahas peredaran beras yang diduga tercampur bahan sintetis di Indonesia, yang ditengarai berasal dari Cina.
Bi Kexin mengatakan pihaknya memastikan tidak ada peredaran peredaran beras plastik di negaranya.
"Jika pun ada itu sangat mahal, sehingga tidak menguntungkan jika dipasarkan untuk dikonsumsi, karena tidak menguntungkan secara ekonomi," kata Bi Kexin.
Karenanya, lanjut dia, untuk memastikan bahwa beras bercampur bahan sintetis di Indonesia berasal dari Cina, perlu dibuktikan lebih dulu melalui rangkaian uji laboratorium.
"Dan kami siap untuk bertukar hasil uji laboratorium," kata Bi Kexin. (Antara)