Suara.com - Seorang remaja Vietnam ini bercerita tentang hal yang tidak diketahui banyak orang. Dia menjadi budak di Inggris sejak usianya 10 tahun.
Nama remaja itu Hein. Sekarang Hein sudah 17 tahun dan berperawakan garang. Dia cerita awal mula hijrah ke negara asal Pangeran Charles dan Putri Diana itu.
Hien tidak tahu jika sudah berada di Inggris 7 tahun lalu. Dia hanya tahu akan bekerja. Namun belakangan dia sadar akan dijadikan budak, tanpa pekerjaan resmi.
Hien bercerita saat usianya 10 tahun, dia diajak oleh seorang lelaki yang mengaku pamannya. Sebagai anak yatim piatu, Hien tak punya pilihan untuk tak ikut. Dia menghabiskan waktu 5 tahun di London.
Selama 5 tahun itu dia dipaksa untuk menenggak alkohol, sampai dia sakit-sakitan. Dia dikurung dalam rumah itu. Di rumah itu, banyak juga anak-anak Vietnam. Mereka dibawa dengan modus dan keadaan yang sama.
Saat itu dia sadar saat sebuah truk melintas dan mengangkutnya. Di truk itu juga banyak teman sebaya Hien. Di Inggris dia menjadi budak domestik, bekerja di pabrik ganja. Dia dipukuli sampai akhirnya dipenjara karena pekerjaannya itu. Hien dijadikan tumbal.
Hien tidak sendiri di Inggris. Sampai saat ini tak kurang dari 3.000 anak-anak Vietnam dipekerjakan paksa di sana. Mereka dipekerjakan di sektor ilegal. Semisal bar, pelacuran, dan menjadi pekerja rumah tangga.
Padahal untuk ke Inggris, mereka harus bayar 25 ribu uero. Mereka dijanjikan pekerjaan layak. Namun itu hanya impian. Hal itu diungkap Aktivis anti Perdagangan Anak Inggris, Philip Ishola.
"Dengan perhitungan kami ada sekitar 3.000 anak-anak Vietnam di Inggris yang sedang digunakan untuk keuntungan oleh geng-geng kriminal," kata Ishola kepada Guardian, Sabtu (23/5/2015).
Kata dia, Pemerintah Inggris dan Vietnam menyadari ada perbudakan. Namun selama ini kedua negara 'kecolongan'.
"Polisi dan pihak berwenang kini menyadari bahwa anak-anak yang diperdagangkan dipaksa untuk bekerja di peternakan ganja. Tapi ini benar-benar hanya puncak dari gunung es. Seringkali anak yang sama dimanfaatkan tidak hanya di sebuah perkebunan ganja tetapi juga dalam berbagai cara yang berbeda," jelas dia.
Melihat data ribuan budak asal Vietnam, Kepolisian Skotlandia dan Irlandia Utara langsung bergerak menyisir tempat yang kemungkinan memperkerjakan anak-anak Vietnam.
"Sangat penting bagi kita memahami metode baru yang digunakan oleh geng," kata Kepala Unit perdagangan manusia Kepolisan Skotlandia, Steven Cartwright.
Sebuah LSM anti perdagangan anak di Inggris Antislavery Internasional mencatat sebanyak 80 persen anak-anak Vietnam di Inggris diperbudak dan dipekerjakan di sektor perdagnagan ganja. Bahkan 1 miliar euro hasil perdagangan ganja di Inggris digerakkan oleh anak-anak Vietnam. Mereka yang menjual.
Sekarang Hien berusaha bangkit melanjutkan hidupnya. Dia beruntung karena diberikan suaka untuk menjadi warga negara Skotlandia. Namun dia masih trauma.
"Saya masih khawatir dunia kaum perdagangan manusia menemukan saya dan datang ke rumah saya. Tapi aku tahu kali ini saya akan meminta bantuan ke siapa," jelas dia. (Guardian)