Penemu Beras Plastik di Kota Bekasi Diperiksa Polisi Lagi

Kamis, 21 Mei 2015 | 14:54 WIB
Penemu Beras Plastik di Kota Bekasi Diperiksa Polisi Lagi
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memegang beras saat konferensi pers beras palsu [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewi Septiani, penjual bubur di Mutiara Gading, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dipanggil polisi lagi, Kamis (21/5/2015). Ibu rumah tangga yang pertama kali menemukan beras plastik itu dimintai keterangan di kantor Kepolisian Resort Bekasi Kota siang ini.

Menurut pengamatan Suara.com. saat ini Dewi sudah berada di kantor polisi. Dewi mengenakan baju putih. Ia menggendong anak.

Dewi datang didampingi tiga pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta pada pukul 14.00 WIB.

Dewi tidak mau memberikan keterangan kepada wartawan.

"Iya, kita ke sini untuk memenuhi panggilan Kapolres, untuk memberi keterangan terkait kasus beras palsu," kata pengacara LBH Jakarta, Hendra Supriatna.

Hendra mengatakan LBH Jakarta mendampingi Dewi atas permintaan Dewi. Sejak diperiksa pertamakali di Polsek Bantargebang, Dewi merasa takut menjadi pihak yang disalahkan, padahal niat awalnya mengunggah gambar beras plastik untuk berbagai informasi, bukan untuk menuduh siapapun.

"Kemarin Bu Dewi datang ke LBH, untuk minta didampingi dalam pemeriksaan, karena dalam pemeriksaan kemarin dia tidak didampingi," kata Hendra.

Hendra berharap polisi menangani kasus beras plastik dengan baik dan profesional, dengan kata lain tidak menekan Dewi sebagaimana yang dirasakan Dewi selama ini.

"Kami meminta, agar polisi dalam mengawal kasus tindak pidana beras palsu ini menyelesaikannya dengan profesional," kata Hendra.

Pagi tadi, Laboratorium Sucofindo membuktikan beras yang ditemukan Dewi beras plastik.

Pertamakali Dewi menemukan beras plastik pada tanggal 13 Mei 2015. Waktu itu, ia membeli enam liter beras di toko langganan seharga Rp8.000 per liter. Ia merasa aneh setelah beras itu diolah menjadi bubur, sebagian pembeli bubur sakit perut dan pusing. Secara fisik, hasil masakan pun tidak lazim.

Kasus ini sedang dikembangkan oleh kepolisian. Selain memeriksa Dewi, polisi juga sudah memeriksa penjual beras di Pasar Mutiara Gading, tempat Dewi membeli beras.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI