Suara.com - Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM mengapresiasi sembilan perempuan yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai tim panitia seleksi KPK, Kamis (21/5/2015).
Direktur Eksekutif PUKAT, Hasrul Halili, menegaskan kalau pansel punya peran penting mencari orang yang tepat untuk dipilih sebagai pimpinan KPK dan menyisihkan yang integritasnya buruk.
Menurutnya satu kerja penting pansel juga menjaring para calon dengan membuka seluas-luasnya partispasi dan kontrol publik.
“Itu yang penting dan berdekatan dengan aktivis anti korupsi untuk membantu mencari rekam jejakanya,” kata Hasrul saat dihubungi suara.com.
Dia menyebut transparansi menjadi PR besar karena tidak lagi meragukan kompetensi beberapa nama dalam pantia seleksi yang sudah dikenal pro pemberantasan korupsi.’
“Saya punya punya pengalaman menjaga proses saat di pansel itu penting. Dan masalah penting lainnya adalah melibatkan masyarakat dan bukan soal kompetensi panselnya saja,” tambah Hasrul lagi.
Keterlibatan ini penting, kata Hasrul, untuk melawan logika pilihan politisi yang menjadi pintu akhir pemilihan para calon pimpinan KPK.
“Melibatkan masyarakat itu perlu untuk melawan pilihan politisi yang suka membalikkan urutan calon terbaik,” serunya.
Seperti diketahui, DPR akan terlibat penuh untuk menentukan nama-nama yang lolos sekaligus menentukan siapa yang akan menjadi ketua KPK berdasarkan suara terbanyak.