Kisah 1 Juta 'Suku Tikus' di Beijing

Kamis, 21 Mei 2015 | 07:00 WIB
Kisah 1 Juta 'Suku Tikus' di Beijing
Salah satu tempat tidur 'suku tikus'. (ITV)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suatu malam di Beijing, Cina. Salah satu kota metropolitan terbesar di dunia masih seperti biasa, ramai dan penuh lampu berkilauan. Tapi ada sisi lain di bawah dasar tanah gedung penakar langit Beijing.

Di dalam basement gedung itu banyak pekerja yang tinggal. Mereka tidur dan melakukan aktivis berbagai hal selayaknya di rumah. Mereka adalah para pekerja bergaji 'super' rendah. Sehingga tidak mampu menyewa kontrakan atau unit apartemen.

ITV News melaporkan jumlah mereka hingga 1 juta orang. Sementara penduduk Beijing lebih dari 20 juta orang.

Beijing sudah seperti New York, Amerika Serikat. Harga sewa pemukiman di sana sangat mahal. Sehingga mereka lebih banyak menempati basement. Di antaranya di ruangan genset, pentilasi udara, WC tua, bahkan bekas tempat penampungan serangan udara.

Para pekerja itu umumnya pendatang dari desa. Mereka berharap mendapatkan kerja layak dan uang banyak begitu bekerja di Beijing. Namun yang mereka dapatkan, gaji pas-pasan. Bahkan bekerja sebagai cleaning service dan penyapu jalanan mereka lakoni.

Gambaran orang-orang seperti itu dianggap sebagai suku semut. Sebab mereka tinggal di bawah tanah dan di tempat yang hanya dihuni semut. Namun ada juga yang menyebut mereka sebagai suku tikus atau shuzu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI