99 Persen Perempuan Mesir Alami Pelecehan Seksual

Rabu, 20 Mei 2015 | 15:12 WIB
99 Persen Perempuan Mesir Alami Pelecehan Seksual
Ilustrasi pelecehan seksual. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok pembela HAM dari Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH) mencatat data yang mencengangkan. Hasil surveinya, sebanyak 99 persen perempuan Mesir mendapat pelecehan seksual dari aparat keamanan.

Bahkan lelaki dan anak-anak juga mendapat pelecehan seksual juga. Selasa Seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (20/5/2015), laporan survei itu dikeluarkan Selasa kemarin. Pelecehan itu sudah terjadi sejak 2013.

FIDH mendokumentasikan pelecehan seksual seperti pemerkosaan langsung, perkosaan alat bantu seks, perkosaan anal (lewet dubur), tes keperawanan, pencemaran nama baik berdasarkan jenis kelamin dan pemerasan. Ini dilakukan polisi, keamanan negara dan personil militer. Bahkan pelecehan seksual dilakukan saat aparat keamanan memeriksa warga, termasuk kaum perempuan.

Bahkan dalam laporan itu kaum LGBT juga mendapat pelecehan seksual yang sama. Kebanyakan pelecehan itu menyasar pada anak-anak di bawah umur, mahasiswa dan pihak penentang pemerintah.

Aktivis FIDH, Katherine Booth di Paris, mengatakan organisasinya akan melakukan penyelidikan setelah menerima laporan meningkatnya pelecehan seksual oleh pemerintah Mesir.

"Kami tahu bahwa kejahatan tersebut sedang dilakukan di kantor polisi, pusat-pusat penahanan dan tempat penahanan resmi serta di pos pemeriksaan selama pemeriksaan keamanan," kata Booth.

FIDH mewawancarai korban pelecehan seksual itu. Diantaranya pelecehan seksual yang dilakukan di Penjara El Eqabiya di Al Marg, di timur laut Kairo. Di sana terjadi pemerkosaan anak di bawah umur. Ada 90 anak di bawah umur yang ditahan bersama orang dewasa yang merupakan narapidana.

Sementara ada 1.500 perempuan dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang dipenjara. Di penjara itu ada 20 kasus perkosaan dan beberapa kasus aborsi paksa.

"Skala kekerasan seksual yang terjadi selama penangkapan dan penahanan," kata Karim Lahidji, Presiden FIDH . (Al Jazeera)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI