Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginstrusikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transportasi Priyono tidak melatih warga Jakarta menjadi buruh.
"Makannya saya bilang sama Pak Priyono, saya tidak mau orang Jakarta dilatih jadi kuli pabrik untuk gaji UMP. Saya sudah bilang kalau gaji UMP Rp2,7 juta itu cuma buat lajang. Anakmu kalau sekolah, tiga (anak) saja, (pendapatan) Rp800 ribu habis kamu," ujar Ahok.
Menurut Ahok kalau warga Jakarta yang sudah berkeluarga hanya mengandalkan gaji sebesar UMP, pasti tidak akan bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Itu sebabnya, ketimbang dilatih menjadi buruh, Ahok lebih setuju warga Jakarta didorong menjadi pengusaha.
"Kamu harus ada usaha di atas Rp6-7 juta. Kalau (pendapatannya) gitu dia bisa nggak beli rumah di pinggiran kota naik kereta api? Bisa. Nah ini yang mau kita kejar seperti itu," kata Ahok.
Sementara itu, terkait acara Lenggang Jakarta di kawasan Monumen Nasional yang akan dibuka Jumat (22/5/2015), akan menyedot 329 pedagang kecil.
Kalau acara ini berhasil, Ahok berencana menyelenggarakan lagi di kampung Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan.
"Setelah tempat ini berhasil saya mau uji coba di Setu Babakan," kata Ahok.
Ahok mengatakan para pedagang kecil yang mengikuti acara Lenggang Jakarta merupakan pedagang yang sudah dibekali pelatihan.
Bahkan, katanya, pengunjung bisa menggunakan kartu elektronik untuk belanja di tempat jualan pedagang tersebut.