Semua penumpang yang berhimpitan tidak berani bicara. Yang terdengar hanya bunyi seseorang muntah karena mabuk laut dan bau busuk di perahu.
"Aku ingin menangis, tapi aku tahu akan dipukuli lagi jika saya lakukan," ceritanya.
"Aku ingin melompat ke dalam air dan berenang kembali ke rumah. Tapi semua awak kapal bersenjata. Aku tahu mereka akan menembak saya," kata dia.
Namun akhirnya Tayub bisa selamat setelah Angkatan Laut Thailand menyergap kapal itu. Kapal yang ditumpangi Tayub terlibat kasus perdagangan manusia.
"Ketika kami meninggalkan kapal, orang-orang menangis dan berteriak. Mereka ingin pulang ke rumah, juga," cerita dia.
Gadis cantik Rohingya dipropek untuk dinikahi atau dijadikan pelacur
Media AP melaporkan iming-iming mendapatkan pekerjaan layak dan 'penjualan manusia' dari etnis Rohingya di Myanmar sering terjadi. Beberapa narasumber yang diwawancarai menyebutkan itu bukan hal baru dan sudah biasa.
Maung Maung, salah satu tokoh masyarakat di desa tempat Rohingya hidup di Myanmar bercerita lebih dari selusin pria dan wanita yang bekerja penuh waktu untuk mengisi kapal dengan muatan manusia.
Seorang calo menjanjikan kaum lelaki bisa mendapatkan pekerjaan. Sementara gadis-gadis muda yang cantik diprospek akan dinikahi jika setuju menaikki kapal.
Pada kenyataannya mereka akan ditawan di sebuah kamp di hutan. Keluarga mereka diminta tebusan bayaran. Jika tidak gadis-gadis itu akan dijual menjadi pelacur. Sementara yang lelaki akan dibunuh dan mayatnya dibiarkan tergeletak. (AP)