Bareskrim Ingin Punya Gedung yang Nyaman seperti FBI

Selasa, 19 Mei 2015 | 14:11 WIB
Bareskrim Ingin Punya Gedung yang Nyaman seperti FBI
Ilustrasi Bareskrim Polri [suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia berencana membangun gedung baru untuk operasional Badan Reserse Kriminal. Gedung yang ada sekarang dianggap sudah tak layak digunakan untuk aktivitas‎ para penyidik.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan bila pembangunan gedung baru disetujui pemerintah dan proyeknya dimulai, untuk sementara operasional Bareskrim akan dipindah di gedung yang lain.

"Kalau jadi, nanti untuk sementara Bareskrim pindah, dan sewa gedung.‎ Namun, kalau Pak Ahok (Gubernur Basuki Tjahaja Purnama) punya gedung negara semoga dipinjamkan," kata Anton, Selasa (19/5/2015).

Menurut Anton, Bareskrim membutuhkan gedung yang memadai.

"Biar lebih enak penyidik kerjanya, kayak masuk gedung FBI-lah (Federal Bureau Investigation) nanti kalau sudah jadi," ‎ujarnya.

‎Mabes Polri telah membuat proposal dan akan diajukan ke Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

"Rancangan pembangunan gedung baru itu segera diajukan ke Bappenas. Apakah nanti dibahas DPR atau tidak saya tidak tahu," ujar Anton.

Anton tidak hafal berapa anggaran yang diusulkan untuk membangun gedung Bareskrim.

Pada Selasa (12/5/2015) lalu, Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Budi Waseso menemui Ahok Balai Kota Jakarta.

Usai menemui Budi Waseso, Ahok mengatakan salah satu tujuan kedatangan Budi Waseso ialah meminta izin meminjam gedung bekas kantor wali kota Jakarta Selatan.

"Ya ngobrol aja, ada dua hal, beliau (Budi Waseso) mau pinjam gedung, kan gedung Bareskrim mau dibongkar mau dibangun baru, Rp800 miliar untuk setahun pembangunan," ujar Ahok.

Menanggapi permintaan tersebut, Ahok mengizinkannya sampai pembangunan gedung Bareskrim tuntas.

"Bareskrim kan mesti kerja, nah dia cari gedung kita. Ternyata gedung di Jaksel kita pikir boleh, (bekas kantor wali kota Jakarta Selatan) yang sebelumnya udah dikasih Menlu (menteri luar negeri), namun (jadi) gak bisa buat Asean. Lalu kita mau pindahin ke PU," kata Ahok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI