Suara.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bereaksi keras atas pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang dinilai menyerangnya karena menganggap tidak mendukung pembubaran Pertamina Energy Trading Limited atau Petral.
"Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya ketika menjadi Presiden dulu. Sudirman Said, melalui berita Republika Online, mengatakan bahwa pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja SBY," demikian tulis Yudhoyono di Twitter pribadinya, Senin (18/5/2015).
Menanggapi reaksi keras Ketua Umum Partai Demokrat, Sekretaris Fraksi Demokrat DPR Didik Mukriyanto mendesak Komisi VII memanggil Sudirman Said untuk dimintai penjelasan perihal pernyataan yang dinilai tendensius itu.
"FPD DPR akan meminta komisi (VII) terkait untuk memanggil Sudirman Said untuk menjelaskan semuanya. Kita akan buka kembali file-file lama untuk mengukur tingkat validitas pernyataannya. Kita akan memohon pihak-pihak terkait untuk mengonfirmasi atas apa yang dikatakan Sudirman Said. Kita ungkap kebenaran, jangan sampai rakyat dibodohi dengan info-info yang sesat, ” kata Mukriyanto, Selasa (19/5/2015).
Mukriyanto juga mendesak Sudirman Said menglarifikasi dan meluruskan pernyataannya.
Didik mengingatkan Sudirman sebagai pejabat publik harus berhati-hati dan terukur dalam mengeluarkan pernyataan. Sebab, kata dia, pernyataan pejabat negara bisa mendegradasi kepercayaan publik terhadap pemerintah dan berimplikasi kepada ranah hukum apabila mengandung penyesatan dan fitnah.
"Pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said sangat tendensius dan bisa menyesatkan karena sangat tidak terukur dan cenderung provokatif. Menteri ESDM harus mengklarifikasi dan menjelaskan dengan terang benderang pernyataannya tersebut agar terhindar dari fitnah," ujarnya.
Menurut Didik selama ini Yudhoyono dan Partai Demokrat berkomitmen untuk selalu ikut ambil bagian dalam mendukung dan memberikan solusi atas masalah bangsa.
"Sepuluh tahun SBY memimpin bangsa ini, komitmen untuk menegakkan hukum dan keadilan dilakukan tanpa pandang bulu. Tidak ada kompromi terhadap siapapun yang ingin merampas hak-hak rakyat," kata Didik.
Dalam akun Twitter dan Facebook, Yudhoyono meminta Sudirman Said menglarifikasi pernyataan.
Yudhoyono mengatakan bahwa waktu menjabat Presiden, tidak pernah ada yang mengajukan pembubaran Petral.
"Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada, pasti sudah saya tanggapi secara serius," tulis Yudhoyono.
Yudhoyono mengatakan serius dalam upaya memberantas mafia minyak dan gas.
"Pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya," tulis Yudhoyono.
Yudhoyono juga mengatakan telah berkoordinasi dengan mantan Wakil Presiden Boediono dan lima mantan menteri menyangkut Petral.
"Semua menjawab tidak pernah ada, termasuk tidak pernah ada tiga surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu," tulis Yudhoyono.
Petral sendiri sudah dibubarkan pemerintah pada Rabu (13/5/2015) lalu.
Petral merupakan anak usaha Pertamina yang bermarkas di Singapura. Selama ini, Petral disebut-disebut sebagai sarang mafia migas dan banyak pejabat tinggi yang bermain di wilayah tersebut.