Suara.com - Psikologi dari Universitas Indonesia Fitriani F Syahrul menduga Sadriansyah (42) mengalami gangguan jiwa. Sadriansyah adalah seorang ayah dari Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur, yang tega memperkosa anaknya yang berusia 15 tahun, bahkan ia juga membunuh empat anak kandung lainnya.
"Mungkin sudah ada ganguan jiwa. Jadi sudah tidak ada pertimbangannya rasional," kata Fitriani kepada suara.com, Minggu (17/5/2015).
Fitriani mengatakan orang dengan gangguan jiwa sering mengalami halusinasi. Fitriani mengatakan saat melakukan perbuatan keji itu, bisa saja Sadriansyah melihat anaknya sebagai bukan manusia.
"Bisa jadi sudah kacau cara berpikirnya. Ada unsur halusinasi terhadap orang yang memiliki gangguan jiwa berat," kata dia.
Fitriani menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi orang tua melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak, di antaranya kemiskinan, rangsangan seksual dari media, dan gaya hidup.
"Banyak remaja tidak ada batasan lagi, etika sembarang. Berpakaian minim di rumah. Semuanya saling mempengaruhi," katanya.
Perbuatan keji itu terbongkar setelah anak perempuan Sadriansyah yang berusia 15 tahun melapor ke polisi karena sudah tidak kuat dengan tindakan bejat ayahnya.
Keempat anak kandung Sadriansyah dibunuh dalam rentang waktu 1997 sampai 2008. Anak yang dibunuh masing-masing bernama Santi Purwasih (1 bulan) kejadiannya tahun 1997, kemudian Saparudin (2 bulan) dibunuh tahun 1998, Lalu Marhat (3 bulan) dibunuh tahun 2001, dan Syahrul (4 bulan) dibunuh tahun 2008.