Masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara meminta Pemerintah melakukan negosiasi soal pasokan kebutuhan pokok sehari-hari (sembako) di wilayah perbatasan dengan pemerintah Kerajaan Malaysia untuk menjamin pasokan kebutuhan pokok di wilayah perbatasan yang selama ini sangat tergantung pada produk Malaysia.
"Bila tidak melegalkan produk Malaysia masuk ke kecamatan itu, maka masyarakat di daerah itu akan terus mengalami kesulitan ekonomi karena sulitnya mendapatkan pasokan dari dalam negeri," kata Sekretaris Jenderal Adat Besar Dayak, Gat Kaleb, kepada Antara di Nunukan, Sabtu (17/5/2015).
Kaleb menambahkan, tanpa barang (produk) dari Malaysia masyarakat di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan tidak bisa hidup karena memang sejak dulu tergantung pada Malaysia.
Menurut Gat Kaleb, kebutuhan pokok masyarakat Krayan dan Krayan Selatan yang tidak dipasok dari Malaysia hanya beras, garam dan sayur-sayuran namun produk lokal itupun sulit dipasarkan karena sulitnya sarana transportasi.
Dia menegaskan peran pemerintah, baik daerah maupun pusat, seyogyanya lebih intens dilakukan dengan pemerintah Kerajaan Malaysia agar tidak membatasi pasokan produknya jika produk dalam negeri tidak mampu didatangkan ke kecamatan itu.
Menurutnya, kemudahan mendapatkan pasokan bahan kebutuhan pokok selama ini hanya dilakukan atas pendekatan kekeluargaan dan budaya, mengingat pedagang asal Malaysia masih satu rumpun dengan masyarakat setempat. (Antara)
Warga Perbatasan Minta Jaminan Pasokan Kebutuhan Pokok
Esti Utami Suara.Com
Minggu, 17 Mei 2015 | 08:21 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Tingkatkan Koordinasi Antar Negara, Bea Cukai dan Malaysian Customs Hadirkan Joint Task Force Operation 2022
16 Agustus 2022 | 09:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI