Pendaki Putri Unpar Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa

Yusuf Abdillah Suara.Com
Sabtu, 16 Mei 2015 | 23:24 WIB
Pendaki Putri Unpar Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa
Gunung Elbrus di Rusia. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim pendaki putri dari Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Parahyangan Bandung berhasil menapakkan kaki di puncak tertinggi Benua Eropa, Gunung Elbrus di Rusia, Jumat (15/5) pukul 12.35 waktu setempat.

"Cuaca sangat cerah, terima kasih atas doa teman-teman dan dukungannya," kata Tim Publikasi Women of Indonesia's Seven Summits Expedition (WISSEMU) Mahitala Unpar, Alfons Yusio, dalam keterangan tertulis.

Dengan pencapaian di Puncak Elbrus menjadi puncak kedua yang berhasil digapai tim dalam ekspedisi wanita Indonesia menuju tujuh puncak tertinggi di tujuh benua, setelah sebelumnya Puncak Carstensz Pyramid Papua dikunjungi oleh tim Agustus lalu.

Tim WISSEMU Unpar itu terdiri dari Fransiska Dimitri Inkiriwang, Matilda Dwi Lestari, dan Dian Indah Carolina.

Gunung Elbrus dikenal dengan puncak kembar yang memiliki ketinggian di atas 5.600 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan Puncak Barat (5.642 mdpl) lebih tinggi ketimbang Puncak Timur (5.621 mdpl).

Selain itu, Gunung Elbrus juga memiliki dua jalur utama yaitu Jalur Utara dan Jalur Selatan.

"Tim WISSEMU sendiri mencapai Puncak Barat melalui Jalur Selatan, setelah melalui summit attack selama 7 jam 35 menit," kata Alfons.

Mahitala Unpar sudah dua kali mencapai Puncak Barat pada 17 Agustus 2009 dan 24 Agustus 2010 silam, dengan yang terakhir termasuk dalam rangakaian Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU).

Dua keberhasilan tersebut membuat ketiga perempuan pendaki ini semakin terbakar semangatnya.

Keberangkatan kali ini memiliki misi ganda, mengingat setelah ini tim langsung bertolak menuju Arusha, Tanzania untuk mendaki Gunung Kilimanjaro yang adalah puncak tertinggi di Benua Afrika.

"Pendakian kali itu disengaja tanpa harus kembali dahulu ke Indonesia dengan harapan para pendaki perempuan ini akan semakin terbiasa dengan ketinggian," katanya lagi.

Berangkat dari 8 Mei 2015, tim sampai di Moskow untuk kemudian berpindah ke Mineralnye Vody dua hari kemudian (10/5) menggunakan maskapai penerbangan lokal.

Setelah tiga hari melakukan program aklimatisasi dan satu hari snow exercise untuk mempelajari penggunaan ice axe dan crampon, akhirnya pendakian ke puncak (summit attack) dilakukan pada 15 Mei.

"Misi berikutnya menapakkan kaki di puncak tertinggi di Benua Afrika, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) masih menanti," kata Alfons Yusio menambahkan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI