Suara.com - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah berhasil merebut bangunan milik pemerintah di kota Ramadi, Irak, dan membantai puluhan warga sipil saat mengepung sebuah kota kuno Palmyra di Suriah.
Kelompok pemantau melaporkan, 23 orang dihukum mati termasuk perempuan dan anak-anak di kota tersebut.
Sementara di Ramadi, ISIS mengibarkan bendera hitam di kantor pusat pemerintahan Ramadi sebagai tanda kalau wilayah tersebut sudah jatuh ke tangan mereka.
ISIS merebut Ramadi bukan dengan cara perang saja tapi juga melakukan aksi teror bom bunuh diri yang membuat warga setempat lari ketakutan.
"ISIS kini menguasai pusat pemerintahan Ramadi serta menaikkan bendera mereka di markas besar Kepolisian Anbar," kata seorang mayor polisi kepada AFP tanpa bersedia disebutkan namanya.
Jatuhnya ibukota Provinsi Anbar itu merupakan kemunduran besar bagi pemerintah Irak yang telah berjuang mati-matian menghadapi kelompok ISIS di wilayah tersebut dan di Baiji.
Kegagalan memerangi kelompok ISIS masih berlangsung meski sudah dibantu oleh serangan udara Amerika Serikat.
Kendati demikian, Pemerintah Irak mengatakan bahwa Ramadi belum jatuh sepenuhnya dan masih ada upaya perlawanan.
ISIS sebelumnya sudah menguasai Mosul, kota kedua terbesar di Irak dan ibukota dari provinsi tetangga, Niniwe. (AFP/Antara)