Suara.com - Korea Utara mengeksekusi mati panglima militernya atas tuduhan pengkhianatan. Sang panglima militer dihukum mati dengan cara ditembak menggunakan senjata anti-pesawat.
Hyon Yong Chol, (66), si panglima militer Korut dieksekusi akhir bulan lalu karena dinilai tidak mematuhi sang pemimpin Korut, Kim Jong Un. Tak hanya itu, Hyon juga tertidur dalam sebuah rapat yang dihadiri Kim Jong Un.
Informasi ini disampaikan oleh Badan Inteliken Nasional Korea Selatan (NIS) kepada anggota parlemen Korea Selatan dalam sebuah pertemuan, hari Rabu (13/2/2015). Eksekusi atas Hyon dilakukan di hadapan ratusan orang.
Belum jelas bagaimana NIS mendapat informasi tersebut. Dengan demikian, informasi tersebut juga masih belum dapat diverifikasi kebenarannya.
Selain tertidur dalam rapat yang dihadiri Kim Jong Un, Hyon diberitakan pula beberapa kali tidak mengikuti perintah sang penguasa Korea Utara. Hyon ditangkap bulan lalu dan dieksekusi tiga hari sesudahnya tanpa menjalani proses peradilan terlebih dahulu.
Selanjutnya: Tubuh Hyon ditembak dengan senjata pelumpuh pesawat
Anggota parlemen Korsel yang mendapat informasi dari NIS mengatakan, Hyon dieksekusi di sebuah lapangan tembak yang terletak di Pusat Pelatihan Militer Kanggon, lokasi yang berjarak 22 kilometer dari Pyongyang.
Komite Hak Asasi Manusia asal Amerika Serikat di Korea Utara, bulan lalu mengatakan bahwa, berdasarkan citra satelit, lapangan tembak itu diyakini digunakan untuk melakukan eksekusi dengan senapan anti-pesawat ZPU-4. Target diletakkan pada jarak hanya 30 meter di depan moncong senjata yang punya jangkauan 8.000 meter (8 kilometer). (Reuters)