Namun, menurut sumber Seymour, pejabat senior Pakistan memberitahu tempat di mana Bin Laden berada demi membina hubungan baik dengan AS sekaligus demi uang hadiah sebesar 25 juta Dolar.
Pemerintah Pakistan, imbuh sumber tersebut, membantu misi Navy Seal dengan memutus aliran listrik ke rumah persembunyian tersebut dan menarik tentara lokal. Pakistan, bersama AS juga dituding bersekongkol untuk membuat cerita bohong bahwa Bin Laden terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan.
Gedung Putih berulang kali menyatakan bahwa Bin Laden mungkin saja ditangkap hidup-hidup jika ia menyerahkan diri. Namun, berdasarkan keterangan dari sumber Seymour, misi itu benar-benar pembunuhan berencana.
"Anggota Navy Seals diberikan otoritas penuh untuk membunuh lelaki tersebut," kata si pejabat seperti dikutip Seymour.
"Kenyataannya adalah bahwa Bin Laden sedang dalam keadaan cacat, namun kami tidak bisa mengatakan itu," kata pejabat yang sudah pensiun itu.
Pemerintah AS juga dituding berbohong saat mengatakan, Bin Laden masih menerima informasi dan memberikan perintah kepada kelompok Al Qaeda.
"Gedung Putih memberikan kesan seolah-olah Bin Laden masih jadi orang yang penting," kata Seymour mengutip pernyataan dari si pejabat.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Gedung Putih belum memberikan klarifikasi maupun berkomentar tentang artikel yang ditulis Seymour. (Independent)