Itu sebabnya, dia tidak tahu persis bagaimana Nasiran dan ibu ditemukan dan kemudian dirawat di rumah sakit.
Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi Nasiran sekarang. Menurut dia, Nasiran dulunya tak sekurus sekarang.
"Saya cuma tahu mereka sudah di rumah sakit tiba-tiba. Kalau prosesnya bagaimana-bagaimana mereka bisa sampai dan ditemukan itu saya tidak tahu," katanya.
Persoalan Nasiran dan ibunya memang mengundang banyak tanya. Sebab, saat ditemukan tak ada satupun keluarga mereka yang dapat dihubungi. Ragam cerita pun muncul pascakeduanya sering diberitakan media.
Perwakilan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya yang berada di Banda Aceh, Zaiti, mengatakan Nasiran dan ibu tidak ditemukan di hutan, seperti diberita media.
"Tidak benar jika dikatakan di hutan, mereka tinggal di Desa Ie Mirah," katanya.
Menurut Zaiti, ibu Nasiran bernama Aisiah. Sekitar 15 tahun lalu, Aisiah menjadi korban pemerkosaan.
Setelah itu, Asiah tinggal bersama orang tua hingga Nasiran lahir ke bumi. Namun, saat Nasiran berusia lima tahun, nenek Nasiran meninggal dunia. Sejak itu nasib mereka terombang ambing.
"Sejak saat itu mereka mulai kehilangan arah, nggak ada tempat mengadu," ujarnya.
Terlepas dari ragam cerita itu, Nasiran dan ibunya kini membutuhkan bantuan anggota keluarga.