"Republik Komedi 1/2 Presiden" Kritik 100 Hari Kinerja Jokowi

Esti Utami Suara.Com
Senin, 11 Mei 2015 | 00:11 WIB
"Republik Komedi 1/2 Presiden" Kritik 100 Hari Kinerja Jokowi
Presiden Jokowi saat menghadiri silaturahmi Pers Nasional. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengkritik kinerja 100 hari pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo lewat bukunya yang berjudul "Republik Komedi 1/2 Presiden".

"Salah satu yang saya kritik adalah kebijakannya yang berhadapan dengan keinginan ketua umum partainya dan agenda pendukung lainnya," kata Bamsoet dalam keterangan persnya.

Politisi Golkar itu menjelaskan penggunakan "1/2 Presiden" dalam judul bukunya dengan alasan Jokowi masih terbelenggu oleh kepentingan politik, relawan dan LSM yang mendukungnya dulu saat Pemilu Presiden 2014.

Menurut dia, Jokowi memberikan ruang kuasa yang terlalu besar bagi partai politik pendukungnya, relawan dan pihak-pihak yang merasa berperan memenangkannya sebagai kepala negara.

"Toleransi dan kompromi terlampau luas diberikan," katanya.

Bamsoet mengatakan toleransi dan kompromi itu membuat hak prerogratif Jokowi menjadi bahan candaan dan "bullying" di tengah masyarakat.

"Contohnya, polemik kasus Budi Gunawan (BG) dan Novel Baswedan menunjukkan kewibawaan Jokowi terganggu. Banyak kuasa, utamanya parpol pendukung, utamanya lagi PDIP yang memenjarakan Jokowi dari inisiatif mengembangkan kebijakan-kebijakannya," tambahnya.

Lewat buku itu, Bamsoet juga meminta Presiden RI agar bersikap lebih independen dalam menjalankan  roda pemerintahan. Saat ini, kata dia, sebaiknya semua kekuatan politik wajib menghormati hak prerogatif presiden sehingga Jokowi dapat menghadirkan pemerintahan yang solid dan efektif.

"Para pendukung Jokowi itu harus legowo, membiarkan Jokowi mewujudkan soliditas pemerintahannya. Sebaliknya, kalau hak preogatif presiden terus dirampas untuk memenuhi kepentingan kelompok mereka, pemerintahan Jokowi akan menjadi bahan olok-olok publik," pungkasnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI