Kisah Pilu Ortu Kena Rp65 Juta, Bayi Ditahan RSUD Pasar Rebo

Minggu, 10 Mei 2015 | 15:59 WIB
Kisah Pilu Ortu Kena Rp65 Juta, Bayi Ditahan RSUD Pasar Rebo
RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur [suara.com/Bagus Santoso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tadi anak buahnya stafnya Pak Ahok datang. Dia sudah lihat rumah kami. Kita berharap bantuannya," kata Galih.

Terintimidasi

Selama di rumah sakit, Magie memang diperbolehkan bertemu dengan Ibrahim. Dia diberi waktu empat kali sehari untuk memberikan ASI kepada Ibrahim. Ibrahim kini dirawat di ruangan Perlina, ruangan untuk perawatan bayi di RSUD Pasar Rebo. Selama dirawat, Magie mengaku pernah ditakut-takuti dokter.

"Dokternya bilang, kalau kelamaan di sini dan nggak ditebus, bayinya akan dititipkan ke panti," kata Magie.

Intimidasi ini bukan kali pertama, Galih juga pernah mendengar pernyataan tidak mengenakan dari dokter saat pertama kali masuk rumah sakit.

"Dokter dulu pernah bilang, 'ini mah dua-duanya bisa lewat'. Tapi kenyataannya, lahir normal kok. Saya nggak tahu kenapa dia bisa ngomong kaya gitu," kata Galih.

Secara Medis, Ibrahim Sehat dan Boleh Pulang

Sejak tanggal 2 Mei, Ibrahim dinyatakan sehat dan boleh pulang oleh dokter yang menanganinya. Namun, pihak rumah sakit malah mengarahkan Ibrahim untuk dirawat di ruang Perlina dan harus melunasi biaya administrasi supaya Ibrahim bisa pulang.

Galih dan Magie merasa terbebani karena di ruang rawat ini dikenakan biaya Rp300ribu perhari. Ini yang membuat tunggakan mereka bertambah setiap harinya.

"Saya sudah diberikan record kesehatannya. Ibrahim sudah sehat dan boleh pulang. Tapi lagi-lagi, rumah sakit minta Ibrahim dirawat dan minta dilunasi dulu biaya administrasinya. Kalau dirawat lagi kan, biayanya makin membengkak. Padahal katanya ada tawaran untuk cicilan. Tapi cicilannya harus dilunasi dulu 50 persen. Untuk uang segitu, kita belum punya," kata Galih.

REKOMENDASI

TERKINI