Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya prihatin dengan aksi penyelundupan satwa langka burung kakatua berjambul kuning.
"Save Jacob jambul kuning. Kenapa Jacob? Karena nama aslinya dari Maluku Tenggara itu orang sebutnya Jacob," ujar Siti baru-baru ini.
Menteri Siti mengapresiasi respons masyarakat untuk mendorong penyelamatan kakatua jambul kuning, bahkan sampai muncul tagar #savejambulkuning. Pemerintah pun membuka posko untuk menerima pengembalian kakatua jambul kuning dari masyarakat.
Salah satu posko, di antaranya di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Nomor 9, Jakarta Pusat.
Semenjak kasus penyelundupan kakatua jambul kuning terungkap beberapa waktu yang lalu, Kantor BKSDA DKI Jakarta menerima banyak telepon dari masyarakat.
Menurut petugas keamanan Kantor BKSDA DKI Jakarta, Ardian, ada beberapa anggota yang menelepon agar satwanya diambil untuk kemudian dikembalikan ke habitatnya.
"Ada juga yang ingin menyerahkan sendiri satwanya," kata Ardian kepada suara.com.
Namun, mengenai berapa jumlah orang yang bersedia mengembalikan kakatua jambul kuning, Ardian belum dapat memastikannya.
Ardian mengapresiasi masyarakat yang memiliki kesadaran mengembalikan satwa langkah ke petugas untuk kemudian dilepasliarkan lagi.
Menurut Ardian mestinya masyarakat dewasa sudah tahu tentang satwa langka, apalagi banyak media, khususnya internet, yang membahasnya.
"Dengan adanya posko pengembalian satwa seperti sekarang, ini sekaligus untuk sosialisasi agar masyarakat tahu bahwa kakatua jambul kuning ini dilindungi. Kan media banyak, Facebook, internet, sebetulnya masyarakat sudah tahu, harusnya," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, petugas polisi berhasil menggagalkan upaya penyelundupan puluhan ekor kakatua jambul kuning lewat bea cukai di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Kakatua yang hendak dijual dengan harga sekitar Rp13 juta disimpan di dalam botol air minum mineral plastik.