Suara.com - Pejuang-pejuang asing yang bersekutu dengan kelompok Negara Islam (ISIS) sedang melatih gerilyawan-gerilyawan Taliban di sebuah provinsi bergolak Afghanistan. Pernyataan yang dirilis Jumat (8/5/2015) ini merupakan pernyataan pertama menyangkut persekutuan kedua kelompok tersebut di saat pemerintah meningkatkan kewaspadaan soal munculnya ancaman ISIS.
Presiden Ashraf Ghani telah berkali-kali mengungkapkan kekhawatirannya bahwa ISIS --yang dikenal karena kebrutalannya melancarkan teror di Suriah dan Irak-- sedang berupaya menjebol Afghanistan, negara yang saat ini dihadapkan pada perlawanan sengit Taliban.
Namun, gubernur Kunduz lebih lanjut menyatakan bahwa kedua kelompok itu sedang bergabung di provinsi Afghanistan utara itu. Kunduz merupakan daerah tempat berlangsungnya pertempuran sengit selama dua pekan yang membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
"Petempur-petempur ISIS "memberikan dukungan terhadap Taliban, melatih Taliban, berupaya membangun kemampuan Taliban untuk (menghadapi) pertempuran yang lebih besar", kata gubernur KUnduzMohammed Omar Safi, kepada BBC.
Para pengulas setempat mengamati pernyataan-pernyataan soal kebangkitan IS di Afghanistan itu dengan hati-hati.
ISIS, kelompok Timur Tengah, tidak pernah secara resmi mengakui keberadaannya di Afghanistan dan sebagian besar pemberontak ISIS di negara itu diyakini merupakan pembelot-pembelot Taliban yang membentuk kelompok baru agar tampak sebagai pasukan yang lebih maut.
Kedua kelompok itu, yang mendukung sikap ideologis Islam Sunni berbeda, diyakini akan bertindak melawan satu sama lain di wilayah selatan Afghanistan yang bergolak. Bentrokan kerap dilaporkan terjadi.
Namun, gubernur bersikeras bahwa pertempuran itu berbeda dengan yang terjadi di utara, wilayah yang baru-baru ini disebut banyak menjadi tujuan pejuang dari Chechnya, Pakistan dan Tajikistan.
"Di distrik Imam Sahib yang paling parah terdampak, para petempur (ISIS) sedang melatih dan membantu para petempur Taliban setempat untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk melawan pemerintah Afghanistan," kata juru bicara gubernur, Abdul Wadood Wahidi kepada AFP.
Bulan lalu, ratusan milisi dilaporkan berada enam kilometer dari kota Kunduz, hanya beberapa jam setelah Taliban meluncurkan serangan. Serangan itu merupakan ancaman paling serius yang dialami ibu kota provinsi sejak Amerika Serikat memimpin serangan di Afghanistan pada 2001. (Antara)
Pasukan ISIS Latih Pejuang Taliban di Afghanistan Utara
Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 09 Mei 2015 | 00:17 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Donald Trump Tunjuk Mike Waltz Jadi Penasihat Keamanan Nasional
12 November 2024 | 15:58 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI