Suara.com - Menjelang bulan puasa, Juni 2015, harga bahan makanan pokok mulai beranjak naik. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah memprediksinya.
Menurut Basuki atau yang kerap disapa Ahok selama pasar dikelola swasta, atau bukan Badan Usaha Milik Daerah dalam hal ini PT Food Station Tjipinang Jaya selaku pengelola Pasar Induk Beras Cipinang, harga di pasar akan semakin tidak stabil.
"Itu tadi saya bilang, kita mesti kasih logistik kepada Food Station untuk beli," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (8/5/2015).
Ahok mengatakan selama PT Food Station belum turun tangan, apalagi para tengkulak bermain, pemerintah Jakarta tidak dapat banyak berbuat banyak menangani kenaikan harga di pasar.
"Kita harus ada stok barang untuk keluar, kalau kamu belum sampi tahap itu berat kita (untuk menjamin harga stabil)," kata Ahok.
Seperti diberitakan sebelumnya, selain meningkatnya kebutuhan masyarakat, kenaikan harga sejumlah komoditas disebabkan cuaca yang tidak menentu beberapa bulan terakhir sehingga membuat pasokan kebutuhan pokok terganggu.
Berdasarkan pantauan suara.com Jumat siang tadi, kenaikan harga kebutuhan pokok mulai terjadi di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur. Kenaikan harga terjadi pada telur, cabai, bawang merah, dan bawang putih serta sejumlah komoditas sayur mayor. Kenaikan harga bervariasi dari 15 persen hingga 35 persen.
Untuk telur ayam negeri pada hari biasanya harganya berkisar Rp17 ribu-Rp18 ribu per kilogram. Namun, sebulan menjelang bulan puasa harganya mulai merangkak naik menjadi Rp22 ribu sampai Rp23 ribu per kilogram.
“Ini memang sudah biasa mbak kalau jelang bulan puasa dan ramadhan pasti naik, tapi pasokannya sama aja. Bukan telur ayam negeri saja yang naik, telur ayam kampung naik dari Rp18 ribu jadi Rp20 ribu per kilogram. Mulai awal bulan ini kemarin mulai naik, biasanya akan terus naik sampai mendekati lebaran nanti," kata Rahman (34), pedagang telur di Pasar Induk Kramat Jati, kepada Suara.com.