Suara.com - Pendeta Christie Buckingham, penasihat spiritual Myuran Sukumaran, salah satu terpidana mati kasus penyelundupan heroin yang dieksekusi 29 April silam, menceritakan detik-detik terakhir kematian Myuran dan rekannya, Andrew Chan.
Senada dengan cerita yang diungkapkan Febyanti Herewila, janda mendiang Andrew Chan, Pendeta Buckingham mengatakan, para terpidana mati menyanyikan lagu religi berjudul 10.000 Reasons, dipimpin Andrew dan Myuran.
Menurut Buckingham, Myuran memang ingin menjadikan 10.000 Reasons sebagai lagu terakhir yang ia nyanyikan sebelum dieksekusi. Saat regu tembak bersiap mengambil posisi dan membidik para terpidana, Buckingham, para penasihat spiritual dan kerabat terpidana mati diminta menepi.
Mereka diminta menunggu di sebuah tenda yang sudah dipersiapkan beberapa meter dari lokasi eksekusi. Pendeta Buckingham adalah yang terakhir meninggalkan lokasi.
"Myu, dapatkah kamu mendengar suaraku, saya bilang 'tetaplah bernyanyi', saya bilang 'kamu akan dapat mendengar saya'," kata pendeta Buckingham sembari menjauhi lokasi.
"Ketika itulah ia (Myuran) memandang ke arah langit dan mengatakan 'Aku percaya pada-Mu Tuhan, aku percaya pada-Mu'," kenang pendeta Buckingham.
"Tuhan memberkatimu Ibu B (pendeta Buckingham)," kenang pendeta Buckingham menirukan pernyataan dari rekan Myuran, Andrew Chan.
Para penasihat spiritual terpidana mati berkumpul di tenda sembari terus melanjutkan bernyanyi. Di kejauhan, terdengar pula para terpidana masih bernyanyi.
"Lalu ada suara letusan senjata lalu hening," ujar pendeta Buckingham.
"Ia (Myuran) berjalan ke sana dengan kehormatan, dengan keberanian, dengan rahmat," tutup pendeta Buckingham.