Warga Jerman Kena Demam Akik

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 08 Mei 2015 | 17:38 WIB
Warga Jerman Kena Demam Akik
Pedagang batu akik di Jatinegara, Jakarta Timur. (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan sangat terkesan dengan kearifan budaya masyarakat setempat yang demikian membanggakan perhiasan lokal milik sendiri.

Ia mengatakan ini menjadi pelajaran berharga dalam proses mempelajari budaya dan tingkah pola masyarakat Indonesia.

"Di Jerman beda, orang lebih suka batu yang berkelas untuk dijadikan perhiasan dan investasi, sementara di sini orang sangat bangga jika pakai batu asli lokal, kalau bisa diasah sendiri, hanya sebatas itu tujuannya," kata Ruben yang mengatakan sudah bisa membuat makanan khas empek-empek.

Sejak menyukai batu akik, aktivitas Ruben tak luput dari kegiatan memotong dan mengasah batu.

Menurut salah seorang gurunya, Marwiyah Maya, orangtua angkat Ruben, Keluarga Tamlicho Latief, terpaksa mengungsikan gerinda milik Ruben ke sekolah karena khawatir melihat kesibukan luar biasa sejak keberadaan alat pemotong batu itu.

"Ruben ini jika sudah mengurus batu akik sampai lupa waktu, pernah sampai tidur jam tiga dini hari, jadi orangtuanya khawatir," kata Marwiyah.

Belajar Budaya

Ruben merupakan salah seorang peserta pertukaran pelajar yang digagas organisasi internasional The Indonesian Foundation for Intercultural Learning Bina Antarbudaya sejak beberapa tahun lalu.

Ia beserta salah seorang pelajar dari Hong Kong berkesempatan mengeyam pendidikan di SMA Unggulan Negeri 17 Palembang sebagai sekolah yang dipilih Bina Antarbudaya pada tahun ini.

Pada tahun lalu, SMA unggulan ini menerima dua orang pelajar yakni asal Jerman dan Jepang, beserta guru dari Amerika Serikat yang mengikuti program Aminef.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI