Suara.com - Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, bahwa bantuan kemanusiaan Indonesia untuk bencana gempa Nepal dianggap yang paling lengkap.
"Untuk bantuan kemanusiaan, kita fokus pada pemberian rumah sakit tenda, perlengkapan untuk operasi dan kita juga bawa dokter. Bantuan kita 'considered as' (dianggap) yang paling lengkap," kata Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Menurut dia, dalam menyiapkan bantuan kemanusiaan untuk bencana gempa Nepal, tim bantuan kemanusiaan dari Indonesia mengingat pengalaman dari bencana gempa di Yogyakarta dan Nepal guna menentukan jenis bantuan yang paling dibutuhkan.
"Kita ambil pelajaran dari Yogyakarta dan Aceh, yang paling banyak (setelah gempa) masalah patah tulang sehingga yang banyak dikirim dokter spesialis ortopedi," ujar dia.
Iqbal menyebutkan bantuan kemanusiaan yang dibawa tim dari Indonesia, antara lain makanan, peralatan atau perlengkapan medis, dan obat-obatan.
"Semua kebutuhan siklus pengobatan dibawa ke Nepal. Harapannya tim kita bisa merawat lebih lanjut," kata dia.
Direktur PWNI-BHI itu juga menyebutkan bahwa tim bantuan kemanusiaan Indonesia diberi mandat untuk beroperasi di Nepal selama dua minggu, namun dapat diperpanjang sampai dengan tiga bulan bila ada permintaan dari Pemerintah Nepal.
"Tetapi sejauh ini belum ada permintaan resmi untuk tinggal di sana tiga bulan, tetapi tim bantuan kita dianggap sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan," kata Iqbal lagi.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengirimkan tim ke Nepal yang diberi dua tugas utama, yaitu menyampaikan bantuan kemanusiaan bagi warga Nepal dan melakukan evakuasi WNI di Nepal.
Tim bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri tersebut terdiri dari unsur staf Kemenlu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, dan Palang Merah Indonesia (PMI).