Suara.com - Mabes Polri belum mendapatkan informasi utuh tentang penangkapan WNI asal Malang, Jawa Timur, bernama Rustawi Tomo Kabul, (63), oleh Kepolisian Brunei karena membawa benda yang diduga sebagai bahan peledak.
"Kita perlu koordinasi dari Kemenlu, KBRI, otoritas Brunei, di sana yang punya data lengkapnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto kepada suara.com, Rabu (6/5/2015).
Dia menambahkan perlu dipastikan juga identitas WNI yang diamankan serta jenis barang yang dijadikan alasan penangkapan.
"Jadi jangan langsung divonis dia bawa bahan peledak, kan kita belum dapat info yang akurat ya. Susah kita kalau langsung main vonis kaya gitu," ujar dia.
Di Jawa Timur, Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Anas Yusuf membenarkan informasi yang menyebutkan Kepolisian Brunei Darussalam mencekal seorang WNI asal Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ketika singgah di Brunei untuk melanjutkan perjalanan umrah.
"Saya sudah menerima informasi itu sekitar dua hari lalu dari Densus 88 Antiteror Polri dan BNPT bahwa ada seorang warga Malang yang dicekal pihak Kepolisian Brunei untuk umrah, karena ketahuan membawa bahan peledak," katanya di Joglo Tribrata Mapolda Jatim seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Anas menjelaskan ada 69 peserta umrah dari Biro Jasa Al-Aqsa yang beralamat di Jalan Bendungan Sigura-Gura, Kota Malang, Jawa Timur, yang singgah di Brunei.
"Akhirnya, 68 peserta umrah itu diizinkan terbang ke Jeddah dengan pesawat Royal Brunei Airlines untuk menunaikan ibadah umrah, namun seorang dicekal, karena dia harus menjalani pemeriksaan oleh Kepolisian Brunei, Densus 88/Polri, dan BNPT," katanya.
Rencananya, Kepolisian Brunei akan melakukan pendalaman pemeriksaan ke Jawa Timur pada Jumat (8/5/2015). Rombongan umrah berangkat pada Kamis (2/5/2015) pukul 06.30 WIB dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, lalu mendarat di Bandara Brunei pada pukul 09.45 WIB.
"WNI asal Malang itu ketahuan membawa bahan peledak, karena dia sempat hendak berpindah pesawat, lalu petugas memeriksa barang bawaannya, ternyata ada beberapa benda mencurigakan, sehingga dia pun diperiksa oleh kepolisian setempat," katanya.
Hasil investigasi sementara mengindikasikan bahan peledak yang dibawa adalah bondet (bahan peledak untuk ikan), namun kebenarannya masih akan didalami Kepolisian Brunei bersama Kepolisian RI. Selain itu, polisi juga akan mendalami temuan peluru di dalam koper Rustawi.