Staf Kepresidenan: "Reshuffle" Masih Wacana Eksternal Istana

Rabu, 06 Mei 2015 | 13:59 WIB
Staf Kepresidenan: "Reshuffle" Masih Wacana Eksternal Istana
Presiden Joko Widodo bersama beberapa menteri anggota kabinetnya saat menyampaikan soal target pertumbuhan ekonomi Indonesia di Istana Negara, beberapa waktu lalu. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Staf Kepresidenan, Eko Sulistyo menegaskan, reshuffle kabinet sampai saat ini masih menjadi wacana eksternal lingkungan Istana Kepresidenan.

"Reshuffle kabinet masih menjadi wacana eksternal Istana," ungkap Eko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Dikatakan Eko, kalau pun ada rencana itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki orang-orang terdekat yang siap menghimpun saran dan masukan dari mana pun. Dia menambahkan, pihaknya sendiri pun akan memberi masukan dalam kerangka titik mana yang perlu diperbaiki.

"Kantor Presiden tidak memberikan masukan untuk menilai kinerja menteri. Justru kita memberi masukan, dalam kerangka misalnya, titik mana ada proses koordinasi antara kementerian yang kurang baik. Kita lakukan proses itu, the bottle necking," paparnya.

Eko menegaskan bahwa ada sejumlah prosedur yang harus diikuti untuk mengevaluasi kinerja kementerian dan lembaga. Yang pasti untuk soal reshuffle menurutnya, Presiden akan membuka mata dan telinga lebar-lebar guna menampung masukan dari mana pun.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengisyaratkan akan ada pergantian posisi menteri, meski tidak menjelaskan kapan waktunya. JK menyampaikan bahwa ada beberapa menteri yang kinerjanya jauh dari yang diharapkan, sehingga reshuffle perlu dilakukan. Nanti menurutnya, posisi itu akan diisi kandidat yang benar-benar memiliki kemampuan di bidangnya.

Isu reshuffle sendiri sudah santer diberitakan akan dilakukan sekitar 3 bulan mendatang, atau menunggu seusai Lebaran. Bahkan sudah ada beberapa menteri yang diisukan diganti, antara lain yakni Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdjianto, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, hingga Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI